Sloth FT

Hanya fans translation indonesia yang malas

LightBlog

Breaking

Jumat, 27 Oktober 2017

01.54.00

Maou no Utsuwa – Prolog Chapter 3 Bahasa Indonesia

Translator : Sloth and his cheat and his eyes blurred




Prolog 3: Pertemuan yang ditakdirkan





Setelah uskup pergi, pasangan tersebut ditinggalkan sendirian di ruangan itu. Viscount Kreutz dan istrinya terdiam; Keduanya merenungkan sesuatu.

Keheningan di ruangan itu pecah saat terdengar bunyi mengetuk pintu. Tanpa menunggu jawaban, pintu terbuka dan orang yang masuk tidak lain adalah anak laki-laki yang  pasangan tersebut lihat di halaman, Kamui.

“Ah, Kelihatannya saya telah membuat kesalahan. Permisi”

Melihat bahwa uskup tidak hadir di ruangan itu, Kamui langsung bergerak untuk pergi.

“Tidak, kami adalah orang yang ingin berbicara denganmu”

Viscount Kreutz buru-buru bangkit untuk menahan Kamui.

“...... Uskup-sama?”

“Dia bilang  bahwa pembicaraan tersebut seharusnya dilakukan diantara kita bertiga dan dia pun  pergi”

“Begitu ya?……. Saya mengerti”

Meskipun tidak masuk akal bagi uskup untuk tidak hadir, Kamui duduk di depan pasangan tersebut.

“ Apakah kita pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya?”

“Tidak, ini adalah pertama kalinya kita bertemu. Pertama, mari kami perkenalkan diri kami. Aku adalah Viscount Kaios Kreutz. Aku memerintah sebuah wilayah perbatasan. Di sampingku adalah istriku, Floria”

“Senang bertemu denganmu, Kamui-kun”

“……Senang bertemu denganmu juga”

Begitu dia sadar bahwa pasangan didepannya adalah bangsawan, wajah Kamui sedikit kusut. Bagi Kamui, bangsawan sepenuhnya didefinisikan oleh rumah Hohenfried dan murid-murid di akademi. Mustahil baginya untuk membawa kesan yang baik tentang mereka.
“Bolehkah  jika aku langsung ke intinya?”

“silahkan,  Aku tidak memiliki hal lain untuk didiskusikan”

Dengan Kamui yang memiliki sikap yang blak-blakan, sambil menampilkan senyuman yang sedikit pahit, Viscount Kreutz mulai berbicara.

“Sejujurnya, tujuan kami datang ke sini adalah mencari anak untuk diadopsi”

“mengadopsi ...... Kalian berdua bangsawan, bukan? Kalian harusnya menyadari tempat apa ini”

“Ah, tentu saja. Bahkan sebelum Kamu datang ke sini, kami juga mendiskusikannya dengan uskup-sama”

“Saya mengerti. Anak angkat untuk seorang bangsawan ......”

“Bagaimana ?”

“Sepertinya. Ada dua orang yang bisa kupikirkan. Salah satunya bernama Lutz. Ia memiliki minat pada ilmu pedang, poin kuat lainnya adalah menyatukan bersama orang-orang. Anak yang lain adalah Ignaz. Keahliannya adalah sihir. Meskipun jika saya mengatakannya sendiri, dia tidak benar-benar melakukannya dengan sungguh-sungguh dengannya. Meskipun demikian, dari apa yang saya lihat, dibandingkan dengan murid yang mengikuti pelajaran di akademi secara teratur, dia cukup cepat dalam menghafal sesuatu. Seperti Lutz, poin kuatnya adalah menyatukan bersama orang-orang”

Menjawab Viscount Kreutz, Kamui melakukannya dengan sekali jalan. Tapi tentu saja, bukan itu yang ingin Viscount Kreutz dengar.

“Bukan, bukan itu maksudku”

“Mengadopsi anak berarti Anda menginginkan pewaris laki-laki, bukan? Jika begitu, saya tidak bisa memikirkan siapa pun selain yang saya sebutkan sebelumnya. Haruskah saya memanggil mereka?”

Kamui mengabaikan kebingungan Viscount Kreutz. Dengan kata lain, ia sengaja membalas dengan respon yang berbeda.

“Tolong dengarkan apa yang harus kami katakan. Kami ingin mengadopsimu sebagai anak kami”

“Saya menolak”

Undangan Viscount Kreutz, Kamui menolaknya dengan tegas  tanpa memikirkannya lagi.

“Bisakah kamu memberi tahu kami alasannya?”

“Saya tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang bangsawan. Anda pastinya sudah mengerti sekarang, bukan? Aku benci bangsawan”

“Aku mengerti itu dengan kelakuanmu. Namun, mengapa kamu sangat membenci bangsawan?”

“Tidakkah anda mendengar apapun dari uskup-sama?”

“Aku dengar kamu adalah seseorang dari garis keturunan Hohenfried. Dan  kamu tidak dapat menggunakan sihir”

“Itu benar. Saya menderita karena saya tidak bisa menggunakan sihir. Saya dibuli. Hari demi hari, para pembuli itu mengelilingiku; Mereka menuangkan air kepadaku, membuatku meminum air kotor. Mereka yang melakukan itu padaku adalah bangsawan muda yang berada di akademi tersebut. Bahkan dengan keluarga Hohenfried, hal itu sama saja. Karena saya tinggal dengan keluarga Hohenfried, saya tidak pernah diakui sebagai salah satu dari mereka. Akhirnya baru saja saya melepaskan diri dari situasi tersebut, kau tahu? Mengapa saya perlu kembali ke situasi tersebut dengan sengaja?]

Aku teringat saat aku terbiasa berharap kalau aku sudah mati. Sangat tidak mungkin aku mempertimbangkan untuk kembali ke lingkungan itu.

“Kami tidak akan pernah membuatmu merasa seperti itu”

“Seandainya, bahkan jika Anda akan melakukan apa yang Anda katakan, bagaimana dengan yang lainnya? tidak mungkin Anda bermaksud untuk mengatakan bahwa saya akan selalu terkurung di estate?”

“Singkatnya, ini tentang tidak bisa menggunakan sihir?]

“Ada yang lain tapi itulah alasan utama”

“Apa yang akan kamu lakukan jika setelah menjadi anak angkat kami, kamu akan bisa menggunakan sihir?”

“HUHH !?”


Kamui sangat terkejut dengan kata-kata Viscount Kreutz.

“Istriku bilang itu mungkin. Di wilayah kami, ada orang yang unggul dalam sihir. Jika kami memintanya untuk mengajarimu, Kamu mungkin bisa menggunakan sihir”

“...... Apakah saya masih bisa melakukannya bahkan jika saya tidak menjadi anak angkat Anda?”

Usulan dari Viscount Kreutz sedikit mengguncang hati Kamui tapi meski begitu, dia tidak menganggap menjadi anak angkat itu bisa diterima. Bagi Kamui, yang menjadi orang biasa, sihir tidak sepenting dulu. Jauh dari itu, perasaan penolakannya untuk berhubungan dengan para bangsawan lebih kuat.

“Tidak, jika kami tidak memintanya, kamu tidak akan bisa menerimanya”

“Maka, saya akan menemukan orang lain. Tidak masalah siapa yang mengajarkanku, itu sama saja”

“Mengapa kamu menolaknya sampai sejauh itu?”

“Sudah saya katakan. Saya benci bangsawan”

“Namun, meskipun jika kamu tetap sebagai orang biasa, tidak mungkin kamu sama sekali tidak terpengaruh oleh para bangsawan. Bukankah itulah arti dari  tinggal di negara ini?”

Bukan  hanya di negeri ini saja. Tidak ada negara di benua ini yang tidak memiliki aristokrasi.

“Tapi itu bisa dijaga seminimal mungkin. Itu tidak akan terjadi jika saya menjadi seorang bangsawan. Apalagi jika aku menjadi penerusmu?”

“kamu  benar, namun ......”

“Itulah sebabnya, Mustahil bagiku untuk melakukannya. Akan lebih baik bagi Anda untuk memilih kedua anak lain yang saya bicarakan sebelumnya”

“Dengan melakukan itu, bukankah kamu hanya melarikan diri selamanya ??”

“Apa?”

Tiba-tiba, Floria menyela. Karena kata-kata provokatifnya, sedikit kemarahan muncul di wajah Kamui.

“Yang kudengar darimu sejak awal pembicaraan adalah kamu hanya melarikan diri dari bangsawan. Apakah kamu benar-benar tidak apa dengan hidup seperti itu? “

“...... Hal Itu dan menjadi seorang bangsawan adalah topik yang berbeda”

“Mungkin saja. Namun jika kamu menjadi seorang bangsawan, sekali lagi kamu akan mendapatkan kesempatan lain untuk menghadapi mereka”

“Mencoba untuk menghadapi mereka, apakah Anda mengatakan bahwa saya dapat melampaui mereka tanpa memiliki apapun? Jangan bilang saya harus memukuli orang-orang yang membuli saya satu demi satu? Jika saya melakukan itu, orang-orang yang akan mendapatkan masalah adalah kalian”

“Ini bukanlah tentang mengalahkan lawanmu untuk menang. Hiduplah. Dengan demikian, seolah itu akan seperti jika kamu menang melawan mereka”

“ hanya dengan itu?”

“Ah, tapi tahu tidak – pertama-tama - betapa sulitnya untuk hidup, bukan? Pikirkan tentang itu. Jangan bunuh diri, bukankah kamu tahu betapa sulitnya hal tersebut untuk orang-orang yang kamu sentuh ? Jika itu kamu, aku  yakin kamu akan mengerti saat kamu mempertimbangkannya lebih jauh”



Duduk di sebelahnya, mata Viscount Kreutz terbuka lebar. Dia tercengang saat Floria tiba-tiba memulai diskusi sulit dengan anak itu.

Namun, mata Floria menanggapinya dengan pasti.

Meski dia diam dan dengan saksama mendengarkan percakapan itu, di dalam hatinya, Floria cukup terkejut. seharusnya Kamui masih sekitar 10 tahun. Meski begitu, dengan berhati-hati, Kamui berbicara sejajar dengan suami feodalnya.

“....... Mungkin seperti yang Anda katakan”

Benar saja, setelah sedikit memikirkannya, Kamui mengatakan persetujuannya.

“Bagaimana? Bukankah ini terlihat seperti tantangan? Kami dapat membantumu mengembangkan kemampuanmu”

“Seperti sihir?”

“Dan ilmu pedang. Meski dia terlihat seperti ini, suamiku itu kuat. Itulah sebabnya, saat ini dia dipercayakan dengan sebuah wilayah”

“Wilayah ini sekarang ... .. dimana?”

Mengenai kata-kata Floria, nampaknya Kamui masih memiliki ruang untuk dipertimbangkan saat ia menunjukkan ketertarikannya di wilayah tersebut.

“Meskipun jika aku memberitahumu, Kamu masih tidak akan tahu di mana tempatnya. Bekas dari wilayah Demon King – Aku penasaran kalau aku mengatakannya seperti ini, bisakah kamu memahami jenis tempat apa itu?”

“Wilayah demon king ... .. maksudmu, negara demon?]

“Betul. Setelah demon king dikalahkan, para demon itu tersebar di mana-mana, meninggalkan negara mereka. Setelah itu, wilayah itu dipercayakan kepada kami”

“Saya mengerti. Jadi negara demon sudah tidak ada lagi”

Demon dianiaya dari seluruh dunia; Mereka berusaha sangat keras untuk bertahan di tengah semua ini - itulah yang Kamui ingat saat demon yang memberitahunya.

Sepertinya kata-kata itu mengandung beberapa kebenaran di dalamnya. Negara mereka hancur, para demon telah kehilangan tempat untuk pulang dan tersebar di mana-mana. Sepertinya tidak ada ketenangan untuk demon. sepertinya  sekarang Kamui mengerti sedikit kesedihan demon yang dia temukan saat itu.

“Jadi? Maukah kau memikirkannya lagi?”

“...... Seperti sebelumnya, saya menolak”

Setelah berpikir sebentar, apa yang mulut Kamui keluarkan adalah kata-kata penolakan.

“Mengapa!?”

“Karena kamu kuat, Untuk dipercayakan dengan wilayah itu berarti bahwa bahkan sekarang pun, Anda masih bertarung dengan demon?”

“Apakah itu menakutimu?”

“Tidak. Jika saya menjadi anak angkat Anda, haruskah saya membunuh demon-demon itu? Hanya karena kami memiliki ras yang berbeda, itu bukanlah alasan kuat bagiku untuk membunuh mereka”

“Apaa!?”

Pasangan Kreutz membuka mata mereka lebar-lebar saat mendengar perkataan Kamui. Melihat reaksi mereka, dalam pikirannya, Kamui memiliki perasaan yang sama seperti "Ah, aku melakukannya lagi!".

Dulu, Kamui juga mengatakan hal serupa yang membuat uskup sangat marah. Sampai-sampai, dia dimasukkan ke sel isolasi. Dengan sembarangan mengatakan hal semacam ini, suatu saat, orang lain akan mencoba membahayakannya. Dengan semua hal yang dipertimbangkan tersebut, uskup memberi Kamui hukuman berat namun seluk beluknya tidak mungkin dimengerti oleh Kamui karena dia masih kecil.

“Kita ...... seharusnya bersyukur atas takdir kita, kan?”

“Ah iya! Itulah yang kupikirkan”

“Umm ......”

Kamui tidak bisa mengerti kata-kata pasangan itu. Melihat Kamui memiringkan kepala kecilnya dengan rasa ingin tahu, sambil tersenyum manis, kata-kata yang tidak  Kamui duga keluar dari bibir Floria.

“Kamu akan menjadi anak angkat kami”

Kata-kata yang diucapkan Floria bukanlah  permintaan, itu adalah perintah.

“Kenapa harus saya?”

“Jika kamu datang ke wilayah kami, kekhawatiranmu, Kamu akan mengerti bahwa  tidak satupun hal tersebut terjadii. Tidak, Bagimu, untuk memastikan bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi, Kamu harus menjadi anak angkat kami”

“Saya tidak mengerti apa maksudmu”

“Tidak apa-apa bahkan jika kamu tidak memahaminya sekarang. Namun, tolong percayalah pada kami meskipun itu hanya kata-kata. Pertemuan kami denganmu pasti dipandu oleh takdir”

Kamui tercengang dengan kata-kata yang berlebihan seperti takdir yang telah dikatakan Floria tapi dengan tatapan matanya, dia benar-benar serius.

Begitu melihat mata itu, hati Kamui terguncang lagi.

“Kamui, suatu hari nanti kamu mungkin ditelan oleh takdir yang sulit. Tapi begitulah takdir yang terlahir denganmu. Meskipun begitu, kamu tidak boleh lari dari itu. Ini akan menjadi kata terakhirku untukmu. Tolonglah, Kamui. Hiduplah, hiduplah dengan kuat ...... “

Kata-kata perpisahan yang telah lama terlupakan dari ibunya mulai memenuhi pikirannya.

“Takdir…..”

Seolah merasakan kata itu, Kamui menggumamkan kata "takdir". Tanpa sepengetahuannya, air mata mulai mengalir di wajahnya.

“Ada apa?”

“...... aku teringat kata-kata ibuku. Kata-kata yang sudah lama kulupakan. Meskipun itu adalah kata-kata terakhir ibuku, aku benar-benar melupakannya selama ini”

“Begitu ya……”

“Ada satu syarat”

“Syarat ...... Eh, apa maksudmu?”

Dia mengeluarkan sebuah syarat. Jika kondisi persyaratan terpenuhi, itu berarti dia menerimanya.

“Ya. Saya telah mempertimbangkan untuk menerima adopsi dari anda”

“Ah, bagus sekali. Apa syaratnya?”

“Bolehkah saya untuk mengajak beberapa temanku ke sini bersamaku? Ini adalah harapan terbesarku”

“Itu tidak masalah, tapi kami tidak bisa mengadopsi semua orang”

Viscount Kreutz menjawab permintaan Kamui. Untuk bisa memberikan persetujuan semacam ini, itu hanyalah karena dia adalah penguasa teritorial, Viscount Kreutz.

“Tentu saja. Anak angkatmu adalah aku sendiri. Sedangkan yang lainnya, yah, saya akan bersyukur jika mereka bisa membantu saya dengan berbagai hal”

Setengah dari itu adalah kebenaran, separuh lainnya adalah kebohongan. Mereka yang bisa diadopsi hanya sedikit. Sebagian besar anak yatim, terutama mereka yang tidak memiliki koneksi yang layak, akan ditinggalkan oleh masyarakat. Bahkan jika mereka tidak diadopsi, jika mereka bekerja di rumah seorang bangsawan, itu bukanlah hal yang baik juga.

“Maksudmu sebagai pengikut?”

“Anda bisa menyebutnya begitu. Namun, jika tidak ada yang tertarik, saya akan malu”

“Itu pasti, yah ....... Jika kita tidak mencoba bertanya kepada mereka, kita tidak akan tahu, bukan?]

“Benar, haruskah kami berbicara langsung dengan mereka?”

“Ah, tidak apa-apa kalau saya yang melakukannya”

“Oh, kapan kamu ingin berangkat?”

“aku ingin berangkat sesegera mungkin setelah kamu selesai dengan persiapanmu. Aku tidak ingin meninggalkan wilayahku tanpa dijaga terlalu lama. Meskipun begitu, sejujurnya aku tidak tahu berapa lama prosedur adopsi akan berlangsung”

Sementara mereka mungkin telah mencapai kesepakatan dengan Kamui, itu tidak berarti bahwa masalah adopsi telah diselesaikan. Anak angkat dari keluarga bangsawan. Mereka perlu melaporkannya ke negara bagian dan mendapatkan persetujuan mereka.

“Aku Mengerti, Karena saya tidak perlu melakukan persiapan apapun, dalam kasus ini, apakah itu tergantung pada prosedurnya?”

“Kami akan menindaklanjutinya. Pertama, kita akan berbicara dengan uskup”

“Ya, saya mengerti”

“....... Oi!”

Kamui hendak meninggalkan ruangan, berniat untuk pergi ke teman-temannya, saat dia dihentikan oleh Viscount Kreutz.
“Apa?”

“Sebelumnya, kamu terlihat sangat bahagia tapi sekarang ......”

“Hah? Apakah Anda mengacu pada ekspresi tidak menyenangkan milikku?”

terhadap kata-kata Viscount Kreutz, Kamui menunjukkan ekspresi terkejut di wajahnya. Bahkan dengan uskup yang peduli terhadap anak yatim, Kamui selalu berhati-hati dengan ekspresinya. Kata-kata itu bukan kata-kata sopan yang digunakan oleh bangsawan yang rewel itu.

“Bukankah biasanya saya memang seperti ini?”

“itu tidak kentara. Sejak awal, itulah ekspresi yang kamu tunjukkan pada kami. Namun, saat berbicara tentang orang itu, kamu perlahan menjadi sarkastik. Yah,  terlihat seperti itu padaku. Apakah ini lebih nyaman sekarang?”

Uskup itu marah karena sejak awal, dia ingin Kamui berubah, untuk berbicara dengan benar. Kamui tidak mengerti itu.

“Kalau begitu, bicaralah seperti itu dengan kami. Aku juga ingin kamu berhenti berbicara dengan nada hormat bersama kami]

“Aku mengerti. Oh, tapi untuk tiba-tiba memanggilmu 'Ayah'? Dari pada malu, sudah kuduga aku enggan melakukannya”

“... .. kamu tidak bisa?”

“Apakah kamu ingin aku memanggilmu itu? Baiklah, Meskipun jika aku memanggilmu itu, pertama-tama aku akan memanggil istrimu”

“Oh ~?”  “Oi, untuk apa?”

Istrinya bahagia karena kata-kata Kamui; viscount, tidak puas.

“Dia mirip almarhum ibuku. Awalnya, aku tidak pernah benar-benar mempertimbangkannya. Namun, saat kami berbicara, bayangan mereka tumpang tindih. Ah, itulah sebabnya aku teringat kata-kata ibuku?”

“aku bahagia mendengarnya”

“Ah, aku senang kamu bahagia, Ibu adalah wanita cantik, orang terkenal dengan caranya sendiri. Dia terkenal sebagai reinkarnasi  the Saint of Light”

“”Apa!?””


Kali ini, giliran pasangan itu untuk menjadi terkejut. Namun, kejutan mereka tidak bisa dibandingkan dengan apa yang Kamui rasakan. Dengan mata terbuka lebar, keduanya benar-benar terdiam.

“Umm ...... apa kamu tidak mendengarnya?”

Reinkarnasi the Saint of Light, ibumu, apakah dia Sophia-sama?”

“Ya dia adalah ibuku”

Viscount Kreutz tahu nama ibu Kamui. Meskipun dia adalah ibu Kamui, Kamui - sekali lagi - menyadari betapa  terkenalnya dia.

“...... Apa yang dipikirkan oleh keluarga Hohenfried? Tidak mengakui anak Sophia-sama, pasti mereka sudah gila”

“Itu karena ibuku telah meninggal”

“Tidak, biarpun memang begitu. Keluarga macam apa keluarga Hohenfried itu ...... Aku tidak benar-benar perlu mendengarnya. Karena kamu pernah tinggal di sana”

“Ah. Kepala keluarga saat ini tidak diragukan lagi adalah orang yang membanggakan pencapaian leluhurnya. Dan generasi berikutnya juga tolol yang serakah dan tegang. Sedangkan untuk anak-anak mereka ...... aku bahkan tidak mengingat apapun mengenai mereka”

“Itu adalah kata yang mengejutkan. Nah, sebenarnya, bahkan orang di sekitar mereka memiliki pendapat itu”

Setelah keluarga Hohenfried menjadi keluarga bangsawan, meski beberapa tahun telah berlalu, mereka belum melakukan pencapaian yang mencolok. Dengan hanya memiliki sejarah kuno, mereka adalah keluarga yang tidak berguna. Terletak di posisi paling bawah di antara keluarga bangsawan, mereka dinilai dengan kasar oleh yang lain.

“Sudah kuduga”

Dengan kata lain, bahkan kakeknya, yang telah menyakitinya, tidak memiliki prestasi apa pun. Meski begitu, mengingat betapa bangganya kakeknya mengatakannya, Kamui merasa sedikit sakit.

“Hohenfried itu diselamatkan oleh Sophia-sama untuk sementara. Ketika dia mendapatkan kembali kekuatan dan martabat sebagai reinkarnasi the Saint of Light, itu menjamin pilihannya sebagai pendamping hero. Nah, hasilnya disesalkan ...... Meski begitu, Sophia-sama yang berasal dari keluarga Hohenfried, untuk sementara waktu, sangat dipuji. Melepaskan anak dari Sophia-sama yang terkemuka itu? Aku hanya bisa menggambarkan mereka sebagai orang bodoh”

“Aku tidak peduli tentang hal itu karena bukannya seolah aku mendapatkan nama Hohenfried”

“Aku tahu namun ......”

“Itu tidak masalah bagiku. Saat ini, Aku bersyukur mereka telah mengusirku dari sana. Lagipula, dengan ini, Hohenfried akan diperlakukan sebagai orang bodoh; ini sudah semacam balas dendam sederhana. Itu sebabnya itu tidak berarti apa-apa bagiku”

“Oh begitu”

“Kalau begitu, aku akan pergi ke teman-temanku”

“Ah, kami akan pergi ke uskup-sama”

Pada akhirnya, keberangkatan dari ibukota memakan waktu dua minggu.

Adopsi penerus keluarga viscount. Karena dia akan menjadi penerus keluarga bangsawan yang dipercayakan dengan wilayah, prosedur itu sendiri perlu dilakukan.

Meskipun dari observasi Viscount Kreutz, semuanya berjalan lancar.

Anak yang akan diadopsi adalah anak di panti asuhan, Kamui. Sebagai anak yang diadopsi menjadi keluarga bangsawan, sudah diduga bahwa diperlukan banyak usaha, meskipun keturunan Kamui membuatnya lebih mudah.

Lagipula, Kamui adalah anak dari Sophia Hohenfried.

Bagi mereka yang mengenal Sophia, dengan mengalihkan harapan mereka ke Kamui, mereka menyadari reputasinya.

Sebagai orang yang mengecewakan, banyak orang sangat kecewa padanya, meski mungkin itu benar, tindakan rumah Hohenfried yang secara pribadi mengusir Kamui tidak bisa dimaafkan.

Di sisi lain, tindakan Viscount Kreutz dalam mengembalikan status bangsawan Kamui, dipandang sebagai tindakan niat baik, kenyataan bahwa ia telah tinggal di panti asuhan tidak dianggap sebagai masalah.

Untung saja keluarga lain pada kenyataannya telah memutuskan hubungan dengan anggota keluarga Hohenfried.

Sejak masalah pembulian Kamui, keluarga Hohenfried membenci mata mencemooh yang diarahkan ke mereka dari keluarga-keluarga yang lain,  dan menghilang dari umum untuk sementara waktu. Akibatnya, pencabutan hak waris Kamui dan tingkah laku mereka tidak luput dari tatapan mencemooh.

Oleh karena itu, bahkan ketika sebuah penyelidikan datang dari para pejabat untuk memastikan pengusiran tersebut, dia menjawab bahwa tidak ada yang perlu dipikirkan dan mereka tidak lagi saling terkait. Pejabat yang mengajukan pertanyaan semacam itu, tanpa menyentuh masalah adopsi, menahan niat buruknya terhadap keluarga Hohenfried dan niat baiknya terhadap keluarga Kreutz.

Setelah itu, tidak ada yang menghalangi keluarga Kreutz untuk mengadopsi Kamui sebagai anak angkat mereka. Butuh waktu minggu pertama dari 2 minggu untuk memproses dokumen yang dibutuhkan agar disetujui.

Jika ada, kesulitan itu datang dari panti asuhan itu sendiri.

Setelah menjadi anak angkat dari rumah viscount, Kamui mengajak orang lain untuk pergi bersamanya. Mereka yang memiliki hubungan baik dengan Kamui berharap bisa menemaninya. Sayangnya, hal itu terhambat oleh uskup itu sendiri.

Anak-anak yatim piatu yang berharap bisa menemani Kamui, diajak berbicara satu per satu, kadang mereka marahi, lain kali mereka diajak bicara dengan lembut; persuasi untuk meyakinkan mereka agar tidak mengikutinya dimulai. Hampir, dengan bujukan uskup, beberapa benar-benar gentar sehingga mereka mundur.

Kemudian, ini berlanjut selama seminggu penuh, masih ada beberapa anak yatim piatu yang tidak gentar, dan akhirnya  uskup menyetujui mereka untuk menemani Kamui.

Bagi anak-anak yatim piatu itu, mereka tidak menganggap itu hanya gangguan tapi untuk sebagian besar, itu adalah perasaan yang mereka miliki terhadap perbatasan. Terlebih lagi, itu adalah bekas wilayah Demon king yang berarti tempat itu berbahaya dan uskup berusaha menghentikan anak-anak mereka pergi karena cintanya kepada mereka.






Ada empat orang yang akan menemani Kamui.

Lutz - anak laki-laki yang ditinggalkan di depan panti asuhan, dan dipungut oleh uskup. Bahkan dia sendiri tidak tahu berapa umurnya yang sebenarnya tapi kira-kira dia seumuran dengan Kamui.

Ignaz - anak laki-laki yang menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya terbunuh dalam perampokan. Tidak ada kerabatnya yang mau merawatnya, jadi dia dikirim ke panti asuhan. Dia setahun lebih tua dari Kamui.



Sehubungan dengan keduanya, persuasi uskup bahkan tidak membuat mereka goyah.  wajar bagi mereka berdua untuk menemaninya; dan tidak mendengarkan argumen dari uskup. Uskup tahu dari awal bahwa keduanya tidak akan pernah menyerah.

Dua sisanya berjuang untuk itu sampai akhir.

Maria - gadis yang dikandung ibunya, yang seorang pelacur. Bahkan ibunya pun tidak tahu siapa ayahnya. Karena ibunya kekurangan uang dan tidak bisa membesarkannya, dia ditinggalkan untuk dirawat di panti asuhan. Sejak saat itu, dia belum melihat ibunya. Tujuh tahun, dia tiga tahun lebih muda dari Kamui. Mengingat usianya, uskup berusaha sekuat tenaga menghentikannya tapi, meski dengan bujukannya, dia dengan keras kepala menolak. dikalahkan oleh kegigihannya, uskup tersebut akhirnya memberikan persetujuannya.

Dan Alto - anak laki-laki yang ditinggalkan ibunya di panti asuhan untuk melindunginya dari kekerasan ayahnya. Alto, yang selalu memandangi kelompok Kamui dengan mata dingin, mengejutkan semua orang saat dia mengungkapkan harapannya untuk ikut bersama mereka. Bahkan dengan bujukan uskup, dibandingkan dengan Maria yang menjerit dan ingin pergi, dia hanya diam dan sabar mendengarkannya. Pada akhirnya, dia berkata dengan beberapa kata, 'apapun yang kamu katakan, saya akan tetap menemani Kamui', sambil mengatakan itu, uskup merasakan gairah di mata Alto yang belum pernah ditunjukkannya sebelumnya, jadi dia menyerah untuk membujuknya.

Sejak saat ini, selama menjadi terkenal, keempatnya akan, di sepanjang hidup mereka, mendukung Kamui sebagai pengikutnya yang setia. Kamui tinggal di panti asuhan hanya selama enam bulan. Dalam kurun waktu singkat, fakta bahwa empat orang jenius ini secara kebetulan ada di panti asuhan pada saat yang sama nantinya akan menjadi salah satu keajaiban dalam takdir Kamui Kreutz.

Kamui Kreutz dan empat pendukungnya, mereka berlima, takdir mereka mulai bergerak dari sini.




Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya


sloth tidak akan rajin up.. sakit mata hahaha dan juga malas dan bosan..


Rabu, 18 Oktober 2017

23.39.00

Naze ka gakkou ichi no bishoujo ga yasumi jikan no tabi ni, bocchi no ore ni hanashikaketekurunda ga? Chapter 28 Bahasa Indonesia

Translator : SLoth

----------------------------------------------------------
Novel ini banyak pov atau bisa dibilang isi hati kedua karakter, jadi akan dipisah pake warna..
Asakura merah,  Andou biru, Ketua kelas Hijau, bersama-sama ungu. selamat membaca
-----------------------------------------------------------


Chapter 28- Lokasi 


“Berdiri! Membungkuk!”


“”Mohon bimbingannya!””


“Kalau begitu, Ayo kita mulai sesi wali kelas siang ini~”


“”Ya~””


“Semuanya, tolong langsung pulang setelah kelas berakhir~”


“”Ya~””

“Kalau begitu, itulah akhir dari sesi wali kelas.”


“Berdiri! Membungkuk!”


“”Terimakasih banyak””






“Yosh! Kelas sudah berakhir! Yamata, kemana kau ingin pergi?”


“Ayo pergi ke game center! Game center!”


“Okay!”


“”Oooooouu!””













“..............”


Haa, Akhirnya sekolah berakhir hari ini... tapi kelompok anak biasanya yamata bener-bener ribut banget. Bukankah sensei memberitahu kita untuk pulang? Sebaliknya, meskipun kelas berakhir, lega melihat Asakura-san tidak goyah dan diam saja. (Andou)



“....................”


Yaaaaaaaaaaaaaa! Kelas akhirnya berakhir! Dengan ini, setelah ini akan menjadi sesi belajar kelompok berduaan dengan Andou-kun! (Asakura)



“..............” *lirik* *lirik*



“...............?”




Hm? Entah kenapa, Asakura-san melirikku sepenuh hati... Apa ada sesuatu--- Ah! Mungkin Apakah itu tentang belajar kelompok? Eh, Apa Asakura-san, Jangan-jangan.... berniat buat belajar kelompok hari ini!? Errr, selama istirahat dengan santai aku hanya mengatakan bahwa kita akan melakukannya lain kali tapi.... (Andou)


*menatap---------*


“............U-umm Asakura-sa---“


“Tentang belajar kelompok!”


“------Mm”



Uwaaaaaaaaaa! Sudah kuduga, Asakura-san ingin mengadakan sesi belajar kelompok hari ini! Oh—itu benar..... Jelas Asakura-san tipe yang sangat gemar belajar. Apakah lebih baik belajar kelompok hari ini? .... tapi, kemana kita akan belajar kelompok sepulang sekolah? (Andou)



“Tapi Asakura-san, tentang lokasinya...”


“Bagaimana kalau kita melakukannya di perpustakaan?”


“Aa, itu benar. Sekarang kelihatannya, kita bisa melakukan itu. Lalu, Ayo—“


“Ya!”


“Sekalian ajak ketua kelas juga”


“.....Mm?”


“Eh, errr, maksudku bukankah ketua kelas juga ikut belajar kelompok?”


“..............”



I-itu benar! Kupikir bahwa pasti aku satu-satunya yang diundang untuk belajar kelompok, tapi sejak awal, ketua kelas juga disana . Kalau seperti itu, mengikuti arah ceritanya, bukankah wajar kalau belajar kelompok dimaksudkan untuk semua yang berada disana!? T-tapi Bagaimana jadinya dengan belajar kelompok yang kutunggu-tunggu dengan hanya Andou-kun! (Asakura)



“A-Andou-kun, Apa kau punya waktu sebentar?”


“Ketua kelas! Timing yang bagus, baru saja aku mau memanggilmu.”


“Tentang belajar kelompok kan? Omong-omong, aku tidak bisa ikut.”


“Eh, kenapa!?”


“Aku harus menghadiri rapat komite perpustakaan hari ini. Itulah sebabnya, bisakah kalian belajar kelompok tanpaku? Juga, karena kami mengadakan rapat, kau tidak bisa menggunakan perpustakaan hari ini.”


“Aa, mau bagaimana lagi.”


“Ya, sepertinya begitu.”


Yah, itu bohongan sih. Pada awalnya, Tak ada alasan bagiku untuk ikut belajar kelompok. Dengan meninggalkan Andou-kun dan Asakura berduaan, seharusnya ini akan bisa mengembangkan hubungan mereka! Mereka tidak bisa berbuat ulah di perpustakaan karena perpustakaan bukanlah restoran keluarga. Juga, dengan suasana kencan yang kasual, hubungan mereka akan menjadi lebih dalam... Fufufu, seperti yang diharapkan dariku! (Ketua kelas)


“karena itulah, tolong pergi 「 ketempat lain 」 untuk menikmati sesi belajar kalian, okay~”


“Baiklah~ Ketua kelas”


“K-ketua kelas.....?”



Asakura-san, sisianya kuserahkan padamu! (Ketua kelas)

Mustahil! Apakah ketua kelas melakukan ini demi diriku!? Aku mengerti. Aku... akan melakukan yang terbaik! (Asakura)



“Ketua kelas sudah pergi eh. Asakura-san, dimana kita akan melakukannya?”


“E-entahlah~~”




Aaaaaa! Meskipun aku bilang aku akan melakukan yang terbaik, tapi disituasi ini, Apa ada saran tentang tempat yang bagus? Lokasi dimana kita bisa belajar, selain perpustakaan... rumahku? Tidak tidak tidak! Rumahku pasti adalah tempat yang terbaik, tapi ada gangguan yang luar biasa yang disebut dengan nama ‘Mama’. Tapi, kalau aku menyarankan tempat lain..... (Asakura)


“Yup, Sudah kuduga, tidak ada tempat yang lebih aman selain dirumah”


Kalau begitu mau bagaimana lagi... Meskipun jika Mama dirumah, ini masih kesempatan sempurna untuk bersama dengan Andou-kun! Untuk membayar pengorbanan ketua kelas, rumahku akan---- (Asakura)



“Baiklah~~ Lalu, Asakura-san. Ayo pergi ke rumahku?”


“............Eh?”



Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya



Eto.. selain karena masalah kesehatan (terutama MATA),dan terlalu fokus belajar menggambar webtoon beberapa hari yg lalu :P (sekarang dah malas sih),  dan juga~ semangat saya buat translate juga turun akhir-akhir ini... maka dari itulah apdet melambat wahahaha..

mataku masih belum sembuh sih, meski tidak separah yang dulu.. tapi seperti biasa, saya akan melakukannya saat saya punya mood dan kondisi yang tepat..
lagian tidak ada yg donasi, jadi aku bisa melakukan ini sesuka hati.. wkwkwk :V



Kamis, 05 Oktober 2017

21.15.00

Naze ka gakkou ichi no bishoujo ga yasumi jikan no tabi ni, bocchi no ore ni hanashikaketekurunda ga? Chapter 27 Bahasa Indonesia

Translator : SLoth

----------------------------------------------------------
Novel ini banyak pov atau bisa dibilang isi hati kedua karakter, jadi akan dipisah pake warna..
Asakura merah,  Andou biru, Ketua kelas Hijau, bersama-sama ungu. selamat membaca
-----------------------------------------------------------


Chapter 27 : Rencana (4)


“.............”

“Sini, Andou-kun, katakan 『Aaaaaan—-』”


Bagaimana Asakura-san bisa dengan semangatnya menyuapiku dengan 『Aaa—nn』 saat ini hanyalah batsu game*? Bukankah seharusnya orang merasa jijik melakukan ini terhadap lawan jenis saat tidak memiliki perasaan apapun! Mungkin... Asakura-san menyukaiku... Tidak tidak tidak! Aku telah mempertimbangkan omong kosong itu berkali-kali sebelumnya, tapi semakin aku memikirkannya, semakin aku yakin kalau itu 『bukan』! Lagupula itu Asakura-san yang kita bicarakan? Untuk Asakura-san melakukan tindakan yang membuat jantung berdebar seperti seorang gadis jatuh cinta itu sangat mustahil! (Andou)

(TLnote: Batsu game =Game hukuman, yang kalah biasanya dihukum.)


A-a-a-apa yang harus kulakukan! Sekarang, Bukankah tindakanku terhadap Andou-kun seperti.. super berani!? Dengan ini, Bukankah cintaku terhadap Andou-kun akhirnya ketahuan....t-tapi, Aku ingin dia menyadari perasaanku, meskipun Cuma sedikit... (Asakura)


“A-Andou-kun? Tolong... 『Makanlah?』”

“........” *nyam nyam*

“B-bagaimana?”

“Enak.....”


Itu, Apa yang baru saja kumakan adalah Ankake Chahan favoritku jadi tentu saja itu enak. Tapi dengan ini, Seharusnya batsu game sudah berakhir--- (Andou)


“Kemudian, Mari beralih ke game kedua~”

“Eh, lagi!? Ketua kelas, Aku masih harus melanjutkan permainan ini!?”

“Karena kalian berdua belum saling akrab, kan. Kita akan terus melakukannya sampai aku bisa melihat kalau kalian berdua memiliki hubungan seperti bagaimana 『teman』seharusnya”


Tidak tidak, ini sudah melampaui 『teman』 dan lebih seperti 『kekasih』....... (Andou)


“A-Andou-kun... Ayo kita melakukan permainan janken kedua !”

“Kenapa Asakura-san sangat ingin memainkan game ini!?”



Game kedua


“”Jankenpon!””


“Aku menang! Kalau begitu, pelajaran 『IPA』”

“Apa nilaimu?”

“91 poin~”

“67 poin”

“Pemenangnya Asakura-san!”


“Baiklah, Andou-kun 『Aaa—nn』♪”

“Grrrrrr.........”


*nyam-nyam*



Game ketiga


“”Jankenpon!””

“Aku menang! Kalau begitu, pelajaran 『Bahasa Inggris』!”

“Apa nilai kalian?”

“92 poin~”

“........ 12 poin” *bergumam*

“.........Pecundangnya, Andou-kun”

“Kenapa kau harus mengatakan kata “pecundang”!”


“Andou-kun, semangatlah! Tapi kau tidak gagal dalam tes ujian tengah semester, kan? Baiklah 『Aaa—nn』♪”

“S-Sudah... Bunuh aku saja...”


*nyam-nyam*


Game keempat


“”Jankenpon!””

“Aku menang! Kalau begitu, pelajaran 『IPS』”

“Apa nilai kalian?”

“98 poin~”

“34 poin”

“Okay, pemenangnya Asakura-sa~~n”

“Ketua kelas, berhenti membuat wajah yang menujukkan 『Aku tahu』 seperti itu”

“Andou-kun, katakan 『Aaaa—n』♪”

“................. Aaa-n”  ← *mata ikan mati*

Contoh gambar mata ikan mati


*nyam-nyam*



Game kelima


“Andou-kun... Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, bukankah kau benar-benar buruk dalam bermain Janken?”

“Aku, itu karena aku belum pernah menang main jankenpon”

“Tidak, Bukan itu, sebagai ketua kelas, Kupikir masalahnya lebih pada nilai buruknya Andou-kun....”

“L-lalu! Andou-kun, Ayo melakukan game kelima!” *senang*

“Hey, ketua kelas, Apa kita masih melanjutkan ini?”

“Kau benar, Aku sudah cukup bersenang-senang, Jadi mari kita buat ini jadi yang terakhir?”

“Oi, Sekali lagi kau bilang!?


Inilah waktu yang tepat untuk mengakhirinya. Mereka terlihat seolah perasaan mereka telah mati rasa karena mereka sudah terbiasa melakukan tindakan tersebut. (Ketua kelas)


“”Jankenpon!””


“Aku menang! Kalau begitu, yang terakhir 『Matematika』!”

“Apa nilai kalian?”

“96 poin~”

“100 poin”


“..............”

“..............”



Eh (Asakura)

Haaah? (Ketua kelas)


“A-Andou-kun... Baru saja, Apa yang kau katakan?”

“100 poin, tapi.............”

“Tunggu, Andou-kun. Hanya karena kau terus-terusan kalah, itu bukan berarti kau bisa terang-terangan berbohong didepan ketua kelas sepertiku........ Lagipula, Asakura-san berada di peringkat pertama diseluruh sekolah dalam tes kepandaian, kau tahu!”

"Itu, Emangnya itu ada hubungannya? Aku hanya ranking pertama di matematika.... Juga, ketua kelas, Apa kau membuat game ini sambil mempertimbangkan fakta bahwa Asakura-san berada di peringkat pertama?”


Mustahil, Andou-kun dapat 100 poin? Andou-kun itu mendapatkan nilai yang lebih tinggi dariku? Eh, aah! Disana ada guru matematika! Timing yang bagus. Aku akan memastikan apakah Andou-kun benar-benar mendapat nilai 1000------ (Asakura)


“Oh, bukankah itu Andou. Mengejutkan sekali melihatmu makan di kafetaria”

“Ah, sensei. Selamat sore”

“Kali ini, kau 『juga』 mendapatkan nilai 100 poin di tes matematika eh. Terus lanjutkan di ujian berikutnya, okay?”

“Terimakasih”



“..................”

“............... Eh, itu benar? Juga 『Kali ini juga』 artinya”

“Nn, Aku selalu mendapatkan nilai 100 poin di matematika”

“H-hebat, Andou-kun.... A, Aku tidak pernah mendapatkan 100 poin sebelumnya, sekalipun tidak pernah”

“Eh! Tapi Asakura-san memiliki nilai yang tinggi, kan!”

“Itu, Aku cenderung melakukan kesalahan sepele, tidak peduli apapun pelajarannya, Jadi aku tidak bisa mendapatkan nilai sempurna........ Selain itu, dengan Matematika, Pertanyaan terakhir selalu sulit”

“Begitu ya... Kalau begitu, Apa kau ingin aku membantumu untuk mendapatkan nilai 100?”

“”Eh””

“Kalau tidak apa dengan Asakura-san, Aku bisa mengajarimu matematika. Bukankah kau mengacaukannya karena kesalahan kecil di pertanyaan terakhir? Lalu, Aku akan mengajarimu sedikit jadi kau bisa mendapatkan 100 poin di matematika..........”

“Ya, tolong!”

“Uwaa!”


C-cepet banget jawabnya!? Asakura-san, Apa kau segitu inginnya untuk medapatkan 100 poin?” (Andou)

Sesi belajar dengan Andou-kun!? Mustahil, ini seperti mimpi! (Asakura)


“Tunggu tunggu... Dari pada itu, tolong, Asakura-san, Bantu Andou-kun dalam pembelajarannya juga. Kau, nilaimu dalam bahasa inggris berwarna merah, kan?”

“B-baiklah! Aku akan mengajarimu pelajaran lain sebagai imbalan untuk mengajariku matematika!”

“Ah, Kau tidak perlu untuk--------“



“”Jangan menolak!””



“Ah, okay...........”

“Fuuuh, kemudian, sisanya adalah Andou-kun menyuapi Asakura-san dengan 『Aa–nn』 sebelum istirahat makan siang berakhir.”

“”Eh!?””

“Err, Kenapa kau terkejut... Pada awalnya, peraturan menyatakan bahwa pihak pemenang harus menyuapi pihak yang kalah, kan?”


Fufufu.. Nilai tingginya Andou-kun dalam matematika memang tidak terduga, tapi pada akhirnya, itulah yang menyebabkan kejadian mengejutkan ini! (Ketua kelas)


“U-ummmm.... ketua kelas? Tapi, kita hampir kehabisan waktu”

Jangan-jangan, Aku akan disuapi oleh Andou-kun dengan 『Aa–nn』!? Eh, dari diriku sendiri, Aku sudah mengalami untuk menyuapi , Tapi aku belum siap mental jika aku disuapi oleh Andou-kun------- (Asakura)


Haa, Seperti sebelumnya, Para cowok disekitarku memancarkan gelombang niat membunuh, Ayo selesaikan ini secepat mungkin. (Andou)


“Baiklah, Asakura-san. Mari secepatnya menyelesaikan ini dan kembali ke kelas.”

“Eh, Andou-kun, Ada apa dengan antusiasme yang tiba-tiba itu!?”

“Baiklah, Asakura-san, katakan 『Aa–n』”

“- Aku? Eh........ Andou-kun, itu”



Itu! Bukankah itu Chahan yang Andou-kun makan beberapa saat yang lalu! Itu juga adalah sendok yang dia gunakan! B-bukankah ini ciuman tidak langsung!? Bagaimana bisa Andou-kun bertindak seberani ini! (Asakura)


Kenapa tiba-tiba Asakura-san terdiam? Bahkan ketua kelas menahan tawanya, Entah mengapa...... Oh, itu benar! Dia pasti malu sekarang karena peran kita telah berbalik dan aku menyuapinya saja. (Andou)



“Eh, Ada apa?”

“Tidak.... Yah....”

“Andou-kun, lakukan.”

“Lihat, Asakura-san, katakan 『Aa–n』 dan buka mulutmu? Jangan bilang, meskipun kau menyuapiku seperti itu, kau tidak mungkin merasa malu saat itu giliranmu, kan?”

“K-karena... Itu---“

“NAWWWW!”

“Ketua kelas, diam! Aa, Terserah! Aku mengerti!? Aku Cuma perlu memakannya kan!”


*nyam-nyam*


Enak... Ini rasa Andou-kun, Chahannya Andou-kun, dan juga ciuman pertamaku---........ Eeeh!? (Asakura)


“…………”*kyaaaaaa!*

“A-Asakura-san, wajahmu memerah, apa kau baik-baik saja?”


H-huh? Bukankah dia sedikit terlalu terguncang karena itu? (Andou)


“Pemenangnya Andou-kun”



Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya




Sloth kehabisan pulsa.. kuota mau abis.. Tasukete.. tak adakah dermawan yang mau nyumbang? wkwkw
Tau ah, mungkin sudah takdirnya seperti itu.

Senin, 02 Oktober 2017

03.01.00

Naze ka gakkou ichi no bishoujo ga yasumi jikan no tabi ni, bocchi no ore ni hanashikaketekurunda ga? Chapter 26 Bahasa Indonesia

Translator : SLoth

----------------------------------------------------------
Novel ini banyak pov atau bisa dibilang isi hati kedua karakter, jadi akan dipisah pake warna..
Asakura merah,  Andou biru, Ketua kelas Hijau, bersama-sama ungu. selamat membaca
-----------------------------------------------------------


Chapter 26 : Rencana (3)


“Omong-omong, Momoi-san memanggil Asakura-san 『Sakura』, tapi nama depanmu bukan 『Sakura』, kan?”


“Ya, itu nama panggilanku. Aku memanggilnya Momo, yang berasal dari 『Momoi』tapi tanpa 『i』. Momo memanggilku 『Sakura』 dengan meninggalkan 『a』dari nama keluargaku 『Asakura』.”


“Heh~ Jadi seperti itu”


“Ya......”


“........”



“Tak ada gunanya. Kalian berdua terlalu polos. Lakukan lagi.”


“Kenapa! Apakah aku tidak 『berada dalam percakapan akrab, seperti bagaimana   teman melakukannya』dengan Asakura-san, seperti yang sudah kau katakan!?”


Kenapa ketua kelas tiba-tiba mengatakan hal seperti 『agar bisa akrab dengan Asakura-san, mulailah dengan mengobrol akrab dengannya, seperti bagaimana teman melakukannya』? (Andou)


“K-Ketua kelas! Seperti yang kupikirkan, lebih dari ini, aku juga......”


Ini buruk! Aku tidak bisa mengeluarkan topik light novel didepan ketua kelas, dan aku sama sekali tidak bisa bicara dengan benar karena rasa malu terlihat oleh Andou-kun saat makan! (Asakura)


“Apa yang kau katakan? Kalian berdua sering bicara akhir-akhir ini sehingga membuatku bertanya 『Apa kalian berdua teman?』. Lalu saat kalian berdua menjawab 『Eh, aku tidak yakin....』, Bukankah aku bilang, 『Nah, mulailah saling bicara mulai sekarang dan berteman!』”


“Err, itu sebabnya... Pada awalnya, kapan aku berteman dengan Asakura-san?”


“Aku berani mengatakan yang sebaliknya sih, Andou-kun. Dari sudut pandangku, kau dan Asakura-san sudah cukup dekat untuk dipanggil sebagai 『teman』?”


“”Eh!?””


“Kenapa kalian berdua sangat terkejut.... dari sudut pandangku, itu misteri bagiku kenapa kalian berdua saling menyangkal bahwa kalian 『teman』 setelah sekian lama”


“Uu........”


“Muu.......”



Yah, Lagipula, posisi Asakura-san sebagai gadis tercantik disekolah berada di dunia yang sangat berbeda dari penyendiri sepertiku... atau lebih tepatnya, untuk seseorang sepertiku berani mengatakan bahwa Asakura-san adalah 『teman』itu--- (Andou)

Tapi, Itu karena! Tidak lain dan tidak bukan Andou-kun menganggapku sebagai teman kelas yang cantik... Namun, Aku-aku melihat Andou-kun sebagai lawan jenis. Sebagai seseorang dengan motif tersembunyi seperti itu, untuk memanggil Andou-kun 『teman』ku itu – (Asakura)

T-tidak masuk akal... (Andou & Asakura)

“…… A-Ahahaha”
“…… E-Ehehehe”

Err, tidak peduli bagaimana aku melihat kalian berdua... Bukankah kalian berdua sangat cocok satu sama lain? (Ketua kelas)

“Haa, inilah sebabnya....”


Tapi, Inilah alasan kenapa Aku harus mengaturnya! Apa yang pasangan ini butuhkan adalah..... Ah! Itu! (Ketua kelas)


“Hey, Bagaimana kalau kalian berdua memainkan game sedikit untuk memperdalam hubungan kalian satu sama lain?”


Apa!? Game... ya? (Andou)


.... Game? (Asakura)


“Fufufu, Apa kau menantang seorang penyendiri untuk bermain game? ....Ketua kelas, Tidakkah kau menyadari bahwa game adalah keahlian penyendiri, karena mereka menghabiskan banyak waktu sendirian? Baiklah, Ayo! Aku akan menyelesaikannya sekali jalan, tidak peduli jenis game apa itu!”


“Ketua kelas, game apa itu?”


“Kita baru saja menyelesaikan tes pertengahan semester, kan? Kalian beruda akan memainkan *janken, Pihak yang menang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran apapun yang mereka inginkan dan orang yang memiliki nilai paling tinggi akan jadi pemenang. Omong-omong, Orang yang kalah akan disuapi dengan 『Aa~n』 oleh pemenangnya.”


“Tunggu, tunggu tunggu!”


“Kenapa? Bukankah kau bilang kau akan menyelesaikan game sekali jalan?”


“Tidak tidak tidak! Bahkan itu bukan game pada awalnya! Bagaimana mengatakannya ya, terasa seperti memainkan batsu game* entah apa aku menang atau kalah! Juga, mustahil Asakura-san akan memaikan game seperti itu pada awalnya—“


“Ayo kita lakukan”


“Eeeeeeeeeeeeeeeeh!?”


Kenapa Asakura-san semangat banget!? (Andou)


Menyuapi Andou-kun dengan 『Aa~n』…… Menyuapi Andou-kun dengan 『Aa~n』……
Menyuapi Andou-kun dengan 『Aa~n』…… Menyuapi Andou-kun dengan 『Aa~n』……
Menyuapi Andou-kun dengan 『Aa~n』…… Menyuapi Andou-kun dengan 『Aa~n』……
Menyuapi Andou-kun dengan 『Aa~n』…… Menyuapi Andou-kun dengan 『Aa~n』……
(Asakura)


Uooo! A-Asakura-san kelihatannya sangat bersedia untuk melakukannya... Meskipun Andou-kun terlihat seolah dia benar-benar membencinya, tapi game hukuman dimana pihak yang kalah akan disuapi dengan 『Aa~n』oleh gadis cantik tidak terlalu buruk, kan? (Ketua kelas)


“Omong-omong, kalau kau menolak melakukan ini, Aku akan menolak seluruh daftar keinginan light novel yang kau kirimkan untuk buku baru perpustakaan baru-baru ini, Andou-kun”


“Guh!Menggunakan itu sebagai sandera... Kau Devil! Tidak,Setan! Atau lebih tepatnya Satanachia*!”


“Haa... Aku akan mengangggapnya sebagai pujian. Lihat, Asakura-san tidak sabar lagi untuk memulainya!”


“Y-Ya! Terimakasih, Ketua kelas!”


“Asakura-san, Kenapa kau berterimakasih padanya!?”


“A-Andou-kun, Ayo!”


“”Jankenpon*!””


“Ya! Itu kemenanganku... mata pelajarannya 『Bahasa jepang』!”


“『Bahasa jepang』,ya? Lalu, Andou-kun dan Asakura-san, Apa nilaimu?”


“96 poin”


“.....46 poin”


“Pemenangnya Asakura-san!”




“Eh, A-Andou-kun... Apa kau buruk dalam hal bahasa jepang?”


“Tidak... Nilaiku dalam bahasa jepang relatif 『rata-rata』”


“R-『Rata-rata』.....? hanya 『rata-rata』, meskipun kau membaca light novel?”


“Aku bagus dengan kalimat tapi kanji dan literatur klasik itu mustahil...”


“Baiklah, Karena Andou-kun kalah, kau harus disuapi dengan 『Aa~n』oleh Asakura-san”


“Hey! K-Ketua kelas? Kenapa kau menahan punggungku!? Aku tidak bisa lari seperti ini!”


“Itulah sebabnya aku menahan punggungmu! Okay, Asakura-san, Jangan pedulikan aku dan suapi saja Andou-kun sekarang!”


K-ketua kelas! Kau membantuku sejauh itu....! (Asakura)

Sekarang, Asakura-san! Aku sudah membantumu sejauh ini jadi buatlah itu menjadi fakta yang tak bisa dipungkiri! Hancurkan saja dinding yang membuat kalian hanya 『teman』, dan buat dia tergila-gila dan jatuh cinta  padamu! Dan kemudian, Lepaskan aku dari jabatan ini sebagai penasehat cintamu! (Ketua kelas)


“Sini, Andou-kun, katakan 『Aa~n』?”


“......”


“Lihat, memaksa Asakura-san untuk membujukmu, seorang penyendiri, untuk makan seperti ini... Kenapa kau tidak menyerah saja?”


Sekarang, Aku menjadi sasaran tatapan membunuh yang dipenuhi dengan niat membunuh yang dipancarkan oleh banyak cowok di kafetaria... Ketua kelas menekanku dari belakang, dan Asakura-san menyuapiku dengan 『Aa~n』.....
Kenapa segalanya menjadi seperti ini? (Andou)


“Sini...... Andou-kun, 『Aa-----n』”

“H-Hentikaaaaaaaaaaaaaan!”


Bersambung---


TN Notes:
(1) Janken=Permainan batu gunting kertas.
(2) Batsu game =Game hukuman, yang kalah biasanya dihukum.
(3) Satanachia, Komandan dari pasukan setan.
(4) Jankenpon!=Batu, Gunting, Kertas!



Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya


Catatan translator :semoga mata ane cpt sembuh, amin