Sloth FT

Hanya fans translation indonesia yang malas

LightBlog

Breaking

Jumat, 27 Oktober 2017

Maou no Utsuwa – Prolog Chapter 3 Bahasa Indonesia

Translator : Sloth and his cheat and his eyes blurred




Prolog 3: Pertemuan yang ditakdirkan





Setelah uskup pergi, pasangan tersebut ditinggalkan sendirian di ruangan itu. Viscount Kreutz dan istrinya terdiam; Keduanya merenungkan sesuatu.

Keheningan di ruangan itu pecah saat terdengar bunyi mengetuk pintu. Tanpa menunggu jawaban, pintu terbuka dan orang yang masuk tidak lain adalah anak laki-laki yang  pasangan tersebut lihat di halaman, Kamui.

“Ah, Kelihatannya saya telah membuat kesalahan. Permisi”

Melihat bahwa uskup tidak hadir di ruangan itu, Kamui langsung bergerak untuk pergi.

“Tidak, kami adalah orang yang ingin berbicara denganmu”

Viscount Kreutz buru-buru bangkit untuk menahan Kamui.

“...... Uskup-sama?”

“Dia bilang  bahwa pembicaraan tersebut seharusnya dilakukan diantara kita bertiga dan dia pun  pergi”

“Begitu ya?……. Saya mengerti”

Meskipun tidak masuk akal bagi uskup untuk tidak hadir, Kamui duduk di depan pasangan tersebut.

“ Apakah kita pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya?”

“Tidak, ini adalah pertama kalinya kita bertemu. Pertama, mari kami perkenalkan diri kami. Aku adalah Viscount Kaios Kreutz. Aku memerintah sebuah wilayah perbatasan. Di sampingku adalah istriku, Floria”

“Senang bertemu denganmu, Kamui-kun”

“……Senang bertemu denganmu juga”

Begitu dia sadar bahwa pasangan didepannya adalah bangsawan, wajah Kamui sedikit kusut. Bagi Kamui, bangsawan sepenuhnya didefinisikan oleh rumah Hohenfried dan murid-murid di akademi. Mustahil baginya untuk membawa kesan yang baik tentang mereka.
“Bolehkah  jika aku langsung ke intinya?”

“silahkan,  Aku tidak memiliki hal lain untuk didiskusikan”

Dengan Kamui yang memiliki sikap yang blak-blakan, sambil menampilkan senyuman yang sedikit pahit, Viscount Kreutz mulai berbicara.

“Sejujurnya, tujuan kami datang ke sini adalah mencari anak untuk diadopsi”

“mengadopsi ...... Kalian berdua bangsawan, bukan? Kalian harusnya menyadari tempat apa ini”

“Ah, tentu saja. Bahkan sebelum Kamu datang ke sini, kami juga mendiskusikannya dengan uskup-sama”

“Saya mengerti. Anak angkat untuk seorang bangsawan ......”

“Bagaimana ?”

“Sepertinya. Ada dua orang yang bisa kupikirkan. Salah satunya bernama Lutz. Ia memiliki minat pada ilmu pedang, poin kuat lainnya adalah menyatukan bersama orang-orang. Anak yang lain adalah Ignaz. Keahliannya adalah sihir. Meskipun jika saya mengatakannya sendiri, dia tidak benar-benar melakukannya dengan sungguh-sungguh dengannya. Meskipun demikian, dari apa yang saya lihat, dibandingkan dengan murid yang mengikuti pelajaran di akademi secara teratur, dia cukup cepat dalam menghafal sesuatu. Seperti Lutz, poin kuatnya adalah menyatukan bersama orang-orang”

Menjawab Viscount Kreutz, Kamui melakukannya dengan sekali jalan. Tapi tentu saja, bukan itu yang ingin Viscount Kreutz dengar.

“Bukan, bukan itu maksudku”

“Mengadopsi anak berarti Anda menginginkan pewaris laki-laki, bukan? Jika begitu, saya tidak bisa memikirkan siapa pun selain yang saya sebutkan sebelumnya. Haruskah saya memanggil mereka?”

Kamui mengabaikan kebingungan Viscount Kreutz. Dengan kata lain, ia sengaja membalas dengan respon yang berbeda.

“Tolong dengarkan apa yang harus kami katakan. Kami ingin mengadopsimu sebagai anak kami”

“Saya menolak”

Undangan Viscount Kreutz, Kamui menolaknya dengan tegas  tanpa memikirkannya lagi.

“Bisakah kamu memberi tahu kami alasannya?”

“Saya tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang bangsawan. Anda pastinya sudah mengerti sekarang, bukan? Aku benci bangsawan”

“Aku mengerti itu dengan kelakuanmu. Namun, mengapa kamu sangat membenci bangsawan?”

“Tidakkah anda mendengar apapun dari uskup-sama?”

“Aku dengar kamu adalah seseorang dari garis keturunan Hohenfried. Dan  kamu tidak dapat menggunakan sihir”

“Itu benar. Saya menderita karena saya tidak bisa menggunakan sihir. Saya dibuli. Hari demi hari, para pembuli itu mengelilingiku; Mereka menuangkan air kepadaku, membuatku meminum air kotor. Mereka yang melakukan itu padaku adalah bangsawan muda yang berada di akademi tersebut. Bahkan dengan keluarga Hohenfried, hal itu sama saja. Karena saya tinggal dengan keluarga Hohenfried, saya tidak pernah diakui sebagai salah satu dari mereka. Akhirnya baru saja saya melepaskan diri dari situasi tersebut, kau tahu? Mengapa saya perlu kembali ke situasi tersebut dengan sengaja?]

Aku teringat saat aku terbiasa berharap kalau aku sudah mati. Sangat tidak mungkin aku mempertimbangkan untuk kembali ke lingkungan itu.

“Kami tidak akan pernah membuatmu merasa seperti itu”

“Seandainya, bahkan jika Anda akan melakukan apa yang Anda katakan, bagaimana dengan yang lainnya? tidak mungkin Anda bermaksud untuk mengatakan bahwa saya akan selalu terkurung di estate?”

“Singkatnya, ini tentang tidak bisa menggunakan sihir?]

“Ada yang lain tapi itulah alasan utama”

“Apa yang akan kamu lakukan jika setelah menjadi anak angkat kami, kamu akan bisa menggunakan sihir?”

“HUHH !?”


Kamui sangat terkejut dengan kata-kata Viscount Kreutz.

“Istriku bilang itu mungkin. Di wilayah kami, ada orang yang unggul dalam sihir. Jika kami memintanya untuk mengajarimu, Kamu mungkin bisa menggunakan sihir”

“...... Apakah saya masih bisa melakukannya bahkan jika saya tidak menjadi anak angkat Anda?”

Usulan dari Viscount Kreutz sedikit mengguncang hati Kamui tapi meski begitu, dia tidak menganggap menjadi anak angkat itu bisa diterima. Bagi Kamui, yang menjadi orang biasa, sihir tidak sepenting dulu. Jauh dari itu, perasaan penolakannya untuk berhubungan dengan para bangsawan lebih kuat.

“Tidak, jika kami tidak memintanya, kamu tidak akan bisa menerimanya”

“Maka, saya akan menemukan orang lain. Tidak masalah siapa yang mengajarkanku, itu sama saja”

“Mengapa kamu menolaknya sampai sejauh itu?”

“Sudah saya katakan. Saya benci bangsawan”

“Namun, meskipun jika kamu tetap sebagai orang biasa, tidak mungkin kamu sama sekali tidak terpengaruh oleh para bangsawan. Bukankah itulah arti dari  tinggal di negara ini?”

Bukan  hanya di negeri ini saja. Tidak ada negara di benua ini yang tidak memiliki aristokrasi.

“Tapi itu bisa dijaga seminimal mungkin. Itu tidak akan terjadi jika saya menjadi seorang bangsawan. Apalagi jika aku menjadi penerusmu?”

“kamu  benar, namun ......”

“Itulah sebabnya, Mustahil bagiku untuk melakukannya. Akan lebih baik bagi Anda untuk memilih kedua anak lain yang saya bicarakan sebelumnya”

“Dengan melakukan itu, bukankah kamu hanya melarikan diri selamanya ??”

“Apa?”

Tiba-tiba, Floria menyela. Karena kata-kata provokatifnya, sedikit kemarahan muncul di wajah Kamui.

“Yang kudengar darimu sejak awal pembicaraan adalah kamu hanya melarikan diri dari bangsawan. Apakah kamu benar-benar tidak apa dengan hidup seperti itu? “

“...... Hal Itu dan menjadi seorang bangsawan adalah topik yang berbeda”

“Mungkin saja. Namun jika kamu menjadi seorang bangsawan, sekali lagi kamu akan mendapatkan kesempatan lain untuk menghadapi mereka”

“Mencoba untuk menghadapi mereka, apakah Anda mengatakan bahwa saya dapat melampaui mereka tanpa memiliki apapun? Jangan bilang saya harus memukuli orang-orang yang membuli saya satu demi satu? Jika saya melakukan itu, orang-orang yang akan mendapatkan masalah adalah kalian”

“Ini bukanlah tentang mengalahkan lawanmu untuk menang. Hiduplah. Dengan demikian, seolah itu akan seperti jika kamu menang melawan mereka”

“ hanya dengan itu?”

“Ah, tapi tahu tidak – pertama-tama - betapa sulitnya untuk hidup, bukan? Pikirkan tentang itu. Jangan bunuh diri, bukankah kamu tahu betapa sulitnya hal tersebut untuk orang-orang yang kamu sentuh ? Jika itu kamu, aku  yakin kamu akan mengerti saat kamu mempertimbangkannya lebih jauh”



Duduk di sebelahnya, mata Viscount Kreutz terbuka lebar. Dia tercengang saat Floria tiba-tiba memulai diskusi sulit dengan anak itu.

Namun, mata Floria menanggapinya dengan pasti.

Meski dia diam dan dengan saksama mendengarkan percakapan itu, di dalam hatinya, Floria cukup terkejut. seharusnya Kamui masih sekitar 10 tahun. Meski begitu, dengan berhati-hati, Kamui berbicara sejajar dengan suami feodalnya.

“....... Mungkin seperti yang Anda katakan”

Benar saja, setelah sedikit memikirkannya, Kamui mengatakan persetujuannya.

“Bagaimana? Bukankah ini terlihat seperti tantangan? Kami dapat membantumu mengembangkan kemampuanmu”

“Seperti sihir?”

“Dan ilmu pedang. Meski dia terlihat seperti ini, suamiku itu kuat. Itulah sebabnya, saat ini dia dipercayakan dengan sebuah wilayah”

“Wilayah ini sekarang ... .. dimana?”

Mengenai kata-kata Floria, nampaknya Kamui masih memiliki ruang untuk dipertimbangkan saat ia menunjukkan ketertarikannya di wilayah tersebut.

“Meskipun jika aku memberitahumu, Kamu masih tidak akan tahu di mana tempatnya. Bekas dari wilayah Demon King – Aku penasaran kalau aku mengatakannya seperti ini, bisakah kamu memahami jenis tempat apa itu?”

“Wilayah demon king ... .. maksudmu, negara demon?]

“Betul. Setelah demon king dikalahkan, para demon itu tersebar di mana-mana, meninggalkan negara mereka. Setelah itu, wilayah itu dipercayakan kepada kami”

“Saya mengerti. Jadi negara demon sudah tidak ada lagi”

Demon dianiaya dari seluruh dunia; Mereka berusaha sangat keras untuk bertahan di tengah semua ini - itulah yang Kamui ingat saat demon yang memberitahunya.

Sepertinya kata-kata itu mengandung beberapa kebenaran di dalamnya. Negara mereka hancur, para demon telah kehilangan tempat untuk pulang dan tersebar di mana-mana. Sepertinya tidak ada ketenangan untuk demon. sepertinya  sekarang Kamui mengerti sedikit kesedihan demon yang dia temukan saat itu.

“Jadi? Maukah kau memikirkannya lagi?”

“...... Seperti sebelumnya, saya menolak”

Setelah berpikir sebentar, apa yang mulut Kamui keluarkan adalah kata-kata penolakan.

“Mengapa!?”

“Karena kamu kuat, Untuk dipercayakan dengan wilayah itu berarti bahwa bahkan sekarang pun, Anda masih bertarung dengan demon?”

“Apakah itu menakutimu?”

“Tidak. Jika saya menjadi anak angkat Anda, haruskah saya membunuh demon-demon itu? Hanya karena kami memiliki ras yang berbeda, itu bukanlah alasan kuat bagiku untuk membunuh mereka”

“Apaa!?”

Pasangan Kreutz membuka mata mereka lebar-lebar saat mendengar perkataan Kamui. Melihat reaksi mereka, dalam pikirannya, Kamui memiliki perasaan yang sama seperti "Ah, aku melakukannya lagi!".

Dulu, Kamui juga mengatakan hal serupa yang membuat uskup sangat marah. Sampai-sampai, dia dimasukkan ke sel isolasi. Dengan sembarangan mengatakan hal semacam ini, suatu saat, orang lain akan mencoba membahayakannya. Dengan semua hal yang dipertimbangkan tersebut, uskup memberi Kamui hukuman berat namun seluk beluknya tidak mungkin dimengerti oleh Kamui karena dia masih kecil.

“Kita ...... seharusnya bersyukur atas takdir kita, kan?”

“Ah iya! Itulah yang kupikirkan”

“Umm ......”

Kamui tidak bisa mengerti kata-kata pasangan itu. Melihat Kamui memiringkan kepala kecilnya dengan rasa ingin tahu, sambil tersenyum manis, kata-kata yang tidak  Kamui duga keluar dari bibir Floria.

“Kamu akan menjadi anak angkat kami”

Kata-kata yang diucapkan Floria bukanlah  permintaan, itu adalah perintah.

“Kenapa harus saya?”

“Jika kamu datang ke wilayah kami, kekhawatiranmu, Kamu akan mengerti bahwa  tidak satupun hal tersebut terjadii. Tidak, Bagimu, untuk memastikan bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi, Kamu harus menjadi anak angkat kami”

“Saya tidak mengerti apa maksudmu”

“Tidak apa-apa bahkan jika kamu tidak memahaminya sekarang. Namun, tolong percayalah pada kami meskipun itu hanya kata-kata. Pertemuan kami denganmu pasti dipandu oleh takdir”

Kamui tercengang dengan kata-kata yang berlebihan seperti takdir yang telah dikatakan Floria tapi dengan tatapan matanya, dia benar-benar serius.

Begitu melihat mata itu, hati Kamui terguncang lagi.

“Kamui, suatu hari nanti kamu mungkin ditelan oleh takdir yang sulit. Tapi begitulah takdir yang terlahir denganmu. Meskipun begitu, kamu tidak boleh lari dari itu. Ini akan menjadi kata terakhirku untukmu. Tolonglah, Kamui. Hiduplah, hiduplah dengan kuat ...... “

Kata-kata perpisahan yang telah lama terlupakan dari ibunya mulai memenuhi pikirannya.

“Takdir…..”

Seolah merasakan kata itu, Kamui menggumamkan kata "takdir". Tanpa sepengetahuannya, air mata mulai mengalir di wajahnya.

“Ada apa?”

“...... aku teringat kata-kata ibuku. Kata-kata yang sudah lama kulupakan. Meskipun itu adalah kata-kata terakhir ibuku, aku benar-benar melupakannya selama ini”

“Begitu ya……”

“Ada satu syarat”

“Syarat ...... Eh, apa maksudmu?”

Dia mengeluarkan sebuah syarat. Jika kondisi persyaratan terpenuhi, itu berarti dia menerimanya.

“Ya. Saya telah mempertimbangkan untuk menerima adopsi dari anda”

“Ah, bagus sekali. Apa syaratnya?”

“Bolehkah saya untuk mengajak beberapa temanku ke sini bersamaku? Ini adalah harapan terbesarku”

“Itu tidak masalah, tapi kami tidak bisa mengadopsi semua orang”

Viscount Kreutz menjawab permintaan Kamui. Untuk bisa memberikan persetujuan semacam ini, itu hanyalah karena dia adalah penguasa teritorial, Viscount Kreutz.

“Tentu saja. Anak angkatmu adalah aku sendiri. Sedangkan yang lainnya, yah, saya akan bersyukur jika mereka bisa membantu saya dengan berbagai hal”

Setengah dari itu adalah kebenaran, separuh lainnya adalah kebohongan. Mereka yang bisa diadopsi hanya sedikit. Sebagian besar anak yatim, terutama mereka yang tidak memiliki koneksi yang layak, akan ditinggalkan oleh masyarakat. Bahkan jika mereka tidak diadopsi, jika mereka bekerja di rumah seorang bangsawan, itu bukanlah hal yang baik juga.

“Maksudmu sebagai pengikut?”

“Anda bisa menyebutnya begitu. Namun, jika tidak ada yang tertarik, saya akan malu”

“Itu pasti, yah ....... Jika kita tidak mencoba bertanya kepada mereka, kita tidak akan tahu, bukan?]

“Benar, haruskah kami berbicara langsung dengan mereka?”

“Ah, tidak apa-apa kalau saya yang melakukannya”

“Oh, kapan kamu ingin berangkat?”

“aku ingin berangkat sesegera mungkin setelah kamu selesai dengan persiapanmu. Aku tidak ingin meninggalkan wilayahku tanpa dijaga terlalu lama. Meskipun begitu, sejujurnya aku tidak tahu berapa lama prosedur adopsi akan berlangsung”

Sementara mereka mungkin telah mencapai kesepakatan dengan Kamui, itu tidak berarti bahwa masalah adopsi telah diselesaikan. Anak angkat dari keluarga bangsawan. Mereka perlu melaporkannya ke negara bagian dan mendapatkan persetujuan mereka.

“Aku Mengerti, Karena saya tidak perlu melakukan persiapan apapun, dalam kasus ini, apakah itu tergantung pada prosedurnya?”

“Kami akan menindaklanjutinya. Pertama, kita akan berbicara dengan uskup”

“Ya, saya mengerti”

“....... Oi!”

Kamui hendak meninggalkan ruangan, berniat untuk pergi ke teman-temannya, saat dia dihentikan oleh Viscount Kreutz.
“Apa?”

“Sebelumnya, kamu terlihat sangat bahagia tapi sekarang ......”

“Hah? Apakah Anda mengacu pada ekspresi tidak menyenangkan milikku?”

terhadap kata-kata Viscount Kreutz, Kamui menunjukkan ekspresi terkejut di wajahnya. Bahkan dengan uskup yang peduli terhadap anak yatim, Kamui selalu berhati-hati dengan ekspresinya. Kata-kata itu bukan kata-kata sopan yang digunakan oleh bangsawan yang rewel itu.

“Bukankah biasanya saya memang seperti ini?”

“itu tidak kentara. Sejak awal, itulah ekspresi yang kamu tunjukkan pada kami. Namun, saat berbicara tentang orang itu, kamu perlahan menjadi sarkastik. Yah,  terlihat seperti itu padaku. Apakah ini lebih nyaman sekarang?”

Uskup itu marah karena sejak awal, dia ingin Kamui berubah, untuk berbicara dengan benar. Kamui tidak mengerti itu.

“Kalau begitu, bicaralah seperti itu dengan kami. Aku juga ingin kamu berhenti berbicara dengan nada hormat bersama kami]

“Aku mengerti. Oh, tapi untuk tiba-tiba memanggilmu 'Ayah'? Dari pada malu, sudah kuduga aku enggan melakukannya”

“... .. kamu tidak bisa?”

“Apakah kamu ingin aku memanggilmu itu? Baiklah, Meskipun jika aku memanggilmu itu, pertama-tama aku akan memanggil istrimu”

“Oh ~?”  “Oi, untuk apa?”

Istrinya bahagia karena kata-kata Kamui; viscount, tidak puas.

“Dia mirip almarhum ibuku. Awalnya, aku tidak pernah benar-benar mempertimbangkannya. Namun, saat kami berbicara, bayangan mereka tumpang tindih. Ah, itulah sebabnya aku teringat kata-kata ibuku?”

“aku bahagia mendengarnya”

“Ah, aku senang kamu bahagia, Ibu adalah wanita cantik, orang terkenal dengan caranya sendiri. Dia terkenal sebagai reinkarnasi  the Saint of Light”

“”Apa!?””


Kali ini, giliran pasangan itu untuk menjadi terkejut. Namun, kejutan mereka tidak bisa dibandingkan dengan apa yang Kamui rasakan. Dengan mata terbuka lebar, keduanya benar-benar terdiam.

“Umm ...... apa kamu tidak mendengarnya?”

Reinkarnasi the Saint of Light, ibumu, apakah dia Sophia-sama?”

“Ya dia adalah ibuku”

Viscount Kreutz tahu nama ibu Kamui. Meskipun dia adalah ibu Kamui, Kamui - sekali lagi - menyadari betapa  terkenalnya dia.

“...... Apa yang dipikirkan oleh keluarga Hohenfried? Tidak mengakui anak Sophia-sama, pasti mereka sudah gila”

“Itu karena ibuku telah meninggal”

“Tidak, biarpun memang begitu. Keluarga macam apa keluarga Hohenfried itu ...... Aku tidak benar-benar perlu mendengarnya. Karena kamu pernah tinggal di sana”

“Ah. Kepala keluarga saat ini tidak diragukan lagi adalah orang yang membanggakan pencapaian leluhurnya. Dan generasi berikutnya juga tolol yang serakah dan tegang. Sedangkan untuk anak-anak mereka ...... aku bahkan tidak mengingat apapun mengenai mereka”

“Itu adalah kata yang mengejutkan. Nah, sebenarnya, bahkan orang di sekitar mereka memiliki pendapat itu”

Setelah keluarga Hohenfried menjadi keluarga bangsawan, meski beberapa tahun telah berlalu, mereka belum melakukan pencapaian yang mencolok. Dengan hanya memiliki sejarah kuno, mereka adalah keluarga yang tidak berguna. Terletak di posisi paling bawah di antara keluarga bangsawan, mereka dinilai dengan kasar oleh yang lain.

“Sudah kuduga”

Dengan kata lain, bahkan kakeknya, yang telah menyakitinya, tidak memiliki prestasi apa pun. Meski begitu, mengingat betapa bangganya kakeknya mengatakannya, Kamui merasa sedikit sakit.

“Hohenfried itu diselamatkan oleh Sophia-sama untuk sementara. Ketika dia mendapatkan kembali kekuatan dan martabat sebagai reinkarnasi the Saint of Light, itu menjamin pilihannya sebagai pendamping hero. Nah, hasilnya disesalkan ...... Meski begitu, Sophia-sama yang berasal dari keluarga Hohenfried, untuk sementara waktu, sangat dipuji. Melepaskan anak dari Sophia-sama yang terkemuka itu? Aku hanya bisa menggambarkan mereka sebagai orang bodoh”

“Aku tidak peduli tentang hal itu karena bukannya seolah aku mendapatkan nama Hohenfried”

“Aku tahu namun ......”

“Itu tidak masalah bagiku. Saat ini, Aku bersyukur mereka telah mengusirku dari sana. Lagipula, dengan ini, Hohenfried akan diperlakukan sebagai orang bodoh; ini sudah semacam balas dendam sederhana. Itu sebabnya itu tidak berarti apa-apa bagiku”

“Oh begitu”

“Kalau begitu, aku akan pergi ke teman-temanku”

“Ah, kami akan pergi ke uskup-sama”

Pada akhirnya, keberangkatan dari ibukota memakan waktu dua minggu.

Adopsi penerus keluarga viscount. Karena dia akan menjadi penerus keluarga bangsawan yang dipercayakan dengan wilayah, prosedur itu sendiri perlu dilakukan.

Meskipun dari observasi Viscount Kreutz, semuanya berjalan lancar.

Anak yang akan diadopsi adalah anak di panti asuhan, Kamui. Sebagai anak yang diadopsi menjadi keluarga bangsawan, sudah diduga bahwa diperlukan banyak usaha, meskipun keturunan Kamui membuatnya lebih mudah.

Lagipula, Kamui adalah anak dari Sophia Hohenfried.

Bagi mereka yang mengenal Sophia, dengan mengalihkan harapan mereka ke Kamui, mereka menyadari reputasinya.

Sebagai orang yang mengecewakan, banyak orang sangat kecewa padanya, meski mungkin itu benar, tindakan rumah Hohenfried yang secara pribadi mengusir Kamui tidak bisa dimaafkan.

Di sisi lain, tindakan Viscount Kreutz dalam mengembalikan status bangsawan Kamui, dipandang sebagai tindakan niat baik, kenyataan bahwa ia telah tinggal di panti asuhan tidak dianggap sebagai masalah.

Untung saja keluarga lain pada kenyataannya telah memutuskan hubungan dengan anggota keluarga Hohenfried.

Sejak masalah pembulian Kamui, keluarga Hohenfried membenci mata mencemooh yang diarahkan ke mereka dari keluarga-keluarga yang lain,  dan menghilang dari umum untuk sementara waktu. Akibatnya, pencabutan hak waris Kamui dan tingkah laku mereka tidak luput dari tatapan mencemooh.

Oleh karena itu, bahkan ketika sebuah penyelidikan datang dari para pejabat untuk memastikan pengusiran tersebut, dia menjawab bahwa tidak ada yang perlu dipikirkan dan mereka tidak lagi saling terkait. Pejabat yang mengajukan pertanyaan semacam itu, tanpa menyentuh masalah adopsi, menahan niat buruknya terhadap keluarga Hohenfried dan niat baiknya terhadap keluarga Kreutz.

Setelah itu, tidak ada yang menghalangi keluarga Kreutz untuk mengadopsi Kamui sebagai anak angkat mereka. Butuh waktu minggu pertama dari 2 minggu untuk memproses dokumen yang dibutuhkan agar disetujui.

Jika ada, kesulitan itu datang dari panti asuhan itu sendiri.

Setelah menjadi anak angkat dari rumah viscount, Kamui mengajak orang lain untuk pergi bersamanya. Mereka yang memiliki hubungan baik dengan Kamui berharap bisa menemaninya. Sayangnya, hal itu terhambat oleh uskup itu sendiri.

Anak-anak yatim piatu yang berharap bisa menemani Kamui, diajak berbicara satu per satu, kadang mereka marahi, lain kali mereka diajak bicara dengan lembut; persuasi untuk meyakinkan mereka agar tidak mengikutinya dimulai. Hampir, dengan bujukan uskup, beberapa benar-benar gentar sehingga mereka mundur.

Kemudian, ini berlanjut selama seminggu penuh, masih ada beberapa anak yatim piatu yang tidak gentar, dan akhirnya  uskup menyetujui mereka untuk menemani Kamui.

Bagi anak-anak yatim piatu itu, mereka tidak menganggap itu hanya gangguan tapi untuk sebagian besar, itu adalah perasaan yang mereka miliki terhadap perbatasan. Terlebih lagi, itu adalah bekas wilayah Demon king yang berarti tempat itu berbahaya dan uskup berusaha menghentikan anak-anak mereka pergi karena cintanya kepada mereka.






Ada empat orang yang akan menemani Kamui.

Lutz - anak laki-laki yang ditinggalkan di depan panti asuhan, dan dipungut oleh uskup. Bahkan dia sendiri tidak tahu berapa umurnya yang sebenarnya tapi kira-kira dia seumuran dengan Kamui.

Ignaz - anak laki-laki yang menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya terbunuh dalam perampokan. Tidak ada kerabatnya yang mau merawatnya, jadi dia dikirim ke panti asuhan. Dia setahun lebih tua dari Kamui.



Sehubungan dengan keduanya, persuasi uskup bahkan tidak membuat mereka goyah.  wajar bagi mereka berdua untuk menemaninya; dan tidak mendengarkan argumen dari uskup. Uskup tahu dari awal bahwa keduanya tidak akan pernah menyerah.

Dua sisanya berjuang untuk itu sampai akhir.

Maria - gadis yang dikandung ibunya, yang seorang pelacur. Bahkan ibunya pun tidak tahu siapa ayahnya. Karena ibunya kekurangan uang dan tidak bisa membesarkannya, dia ditinggalkan untuk dirawat di panti asuhan. Sejak saat itu, dia belum melihat ibunya. Tujuh tahun, dia tiga tahun lebih muda dari Kamui. Mengingat usianya, uskup berusaha sekuat tenaga menghentikannya tapi, meski dengan bujukannya, dia dengan keras kepala menolak. dikalahkan oleh kegigihannya, uskup tersebut akhirnya memberikan persetujuannya.

Dan Alto - anak laki-laki yang ditinggalkan ibunya di panti asuhan untuk melindunginya dari kekerasan ayahnya. Alto, yang selalu memandangi kelompok Kamui dengan mata dingin, mengejutkan semua orang saat dia mengungkapkan harapannya untuk ikut bersama mereka. Bahkan dengan bujukan uskup, dibandingkan dengan Maria yang menjerit dan ingin pergi, dia hanya diam dan sabar mendengarkannya. Pada akhirnya, dia berkata dengan beberapa kata, 'apapun yang kamu katakan, saya akan tetap menemani Kamui', sambil mengatakan itu, uskup merasakan gairah di mata Alto yang belum pernah ditunjukkannya sebelumnya, jadi dia menyerah untuk membujuknya.

Sejak saat ini, selama menjadi terkenal, keempatnya akan, di sepanjang hidup mereka, mendukung Kamui sebagai pengikutnya yang setia. Kamui tinggal di panti asuhan hanya selama enam bulan. Dalam kurun waktu singkat, fakta bahwa empat orang jenius ini secara kebetulan ada di panti asuhan pada saat yang sama nantinya akan menjadi salah satu keajaiban dalam takdir Kamui Kreutz.

Kamui Kreutz dan empat pendukungnya, mereka berlima, takdir mereka mulai bergerak dari sini.




Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya


sloth tidak akan rajin up.. sakit mata hahaha dan juga malas dan bosan..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar