Sloth FT

Hanya fans translation indonesia yang malas

LightBlog

Breaking

Rabu, 14 Desember 2016

00.36.00

Zetsubousei: Hero Chiryouyaku 1

Zetsubousei: Hero Chiryouyaku




 Despair: The Cure for Heroes

Translator : Sloth


Akankah kau membaca kalimat yang selanjutnya,
dan menganggapnya sebagai penjelasan dari lagu?
atau akankah kau membawa lagu itu sebuah cerita sendiri?

Pilihan itu milikmu.
Karena aku tidaklah lebih dari seorang pegawai kantoran 

Keputusasaan : Pengobatan untuk Hero (Pahlawan)


『Saat aku membuka mataku, aku berada didalam sebuah ruangan yang terkunci.

Disekitarku ada beberapa orang yang mulutnya tersumbat dan terikat dengan rantai.

Entah kenapa, ingatanku sangat tidak jelas. Apa... yang telah terjadi? Hanya saat aku mulai mendekati salah satu dari mereka, tiba-tiba aku mendengar suara dari speaker.

".. Nah sekarang, selamat pagi. Meskipun ini tiba-tiba, kau akan berpartisipasi didalam sebuah game. Peraturannya sederhana. ini adalah the King Game. Namun, aku sudah memutuskan bahwa kau akan menjadi pemerannya. Kau akan menarik sebuah perintah dari kotak yang berada disana dan melaksanakan apa yang tertulis disana. Tapi, kau juga akan harus memasukkan perintah sendiri juga"

King Game? Apa maksudnya ini?

(TLnote:King game = permainan raja)

"Aku sudah pernah mendengar bahwa kau adalah orang dengan rasa keadilan dan rasa tanggung jawab yang kuat. Jujur saja, Aku adalah penjahat. Namun, aku tidak akan semudah itu tertangkap. Lewatilah permainan ini  dan coba saja jika kau bisa menangkapku"

Kalau dipikir-pikir, Aku sendiri merasa seperti aku adalah orang yang memiliki rasa keadilan dan rasa tanggung jawab yang kuat.

"Baiklah, Ayo kita mulai"

Aku mengganti suasana hatiku sesegera mungkin. Aku harus bermain dengan peraturan yang ada di game ini dan menangkap penjahatnya. Kepalaku penuh dengan pikiran-pikiran ini.

Aku harus mengetahui dengan jelas apa yang benar dan juga yang salah. Sambil Mematuhi aturan, Aku harus menghancurkan kejahatan dan menjadi Hero.

"Siapa Raja~? Fufufu.. Baiklah, itu aku. Sekarang permintaan pertamaku adalah.. untuk membunuh orang itu."

....Apa? Namun, rasa keadilanku kuat sama seperti dengan rasa tanggung jawabku. Dalam rangka menangkap penjahat ini, aku harus mematuhi peraturan. peraturan itu mutlak.

"Aku membunuhnya. Selanjutnya."

"Siapa Raja~? Fufufu... Selanjutnya adalah gadis itu."

"Aku membunuhnya. Selanjutnya."

Dengan cara seperti ini, satu demi satu, aku membunuh orang-orang didalam ruangan sesuai dengan perintah raja. Sampai akhirnya, Aku adalah satu-satunya yang tersisa di ruangan.

"Selanjutnya. Siapa Raja~?"

Permintaan terakhir adalah satu yang telah kumasukkan kedalam. Membunuh raja. Dengan ini, Aku akhirnya bisa membunuh penjahat sesuai dengan aturannya! Namun, pada saat aku memikirkan ini, kesadaranku tiba-tiba menjadi jelas.

"....Itu benar. Dari awal, Aku adalah Raja."

Aku yang memiliki rasa keadilan dan tanggung jawab tidak bisa membunuh penjahat jika aku tidak memiliki legitimasi untuk melakukannya. Itulah sebabnya aku berpartisipasi dalam game ini. Suara dari speaker itu adalah suaraku sendiri. Namun, Game tidak bisa dihentikan lagi. Untuk tidak mematuhi perintah ini yang telah kutarik sendiri, itu akan melanggar aturan...!

Dan begitulah, dia merenggut nyawanya sendiri 』

Menginterupsi perjuangan dalam pekerjaanku dengan kalimat tak berarti, dengan diam aku meneguk kopi.

"Jika kau terus menggambar sesuatu yang aman dan biasa saja, itu tidak ada bedanya dengan jalur produksi pabrik bukan?"

Kopi itu tidak memberikan jawaban





Rabu, 07 Desember 2016

14.18.00

Durarara!!SH : Chapter 1B part 2 Bahasa Indonesia



Durarara!!SH chapter 1 B part 2

Pengunjung


Translator : Sasajima Kyouya


Setelah Sekolah usai.
Entah bagaimana caranya dia telah berhasil melewati hari pertama tanpa mendapatkan malapetaka, Yahiro mulai berkemas-kemas.

Murid-murid disekitarnya sudah selesai bersiap-siap untuk pulang dan bicara dengan teman-teman mereka yang berasal dari SMP yang sama saat mereka meninggalkan ruang kelas.

Tentu saja, tidak satu pun dari mereka yang berasal dari SMP yang berada dikampung halamannya.

Bahkan jika ada pun, dia tidak punya teman disana juga.

Akan terasa konyol baginya untuk mendekati mereka dan meminta mereka untuk pulang bersama dengannya.

-Teman, huh.
- Aku tak pernah memilikinya sebelumnya.

Sambil mendesah kecil, Yahiro pun berpikir.

-Bahkan jika aku bisa berteman dengan mereka, mereka akan mungkin menarik dirinya jika mereka mengetahui masa laluku.
-Lagipula,Jika mereka akan memutuskan ikatan dan berpikir buruk mengenai diriku, mungkin segalanya akan lebih baik untuk tidak berteman sama sekali.

Sementara Yahiro memikirkan ini saat dia selesai mengepak barang-barangnya dan menaruh tasnya dipunggungnya, dia pun berdiri dari kursinya.

Dia bersandar di jendela dan melihat keluar.

Melihat pemandangan Ikebukuro yang sangat berbeda dari kampung halamannya terbentang didepannya, Yahiro merasakan suatu kegembiraan yang aneh.

-Ah, Apa ini..
-Ini... Kegembiraan, ya
-Mungkin ini adalah pertama kalinya Aku merasakan sesuatu seperti ini.

Dia merasakan rasa sakit muncul dari bagian bawah perutnya, Yahiro tidak bisa menahan senyumannya.
(TLnote:mungkin maksudnya mirip2 sakit perut saat orang grogi, bukan penyakit)

Dan berpikir kalau mungkin tidak akan ada seorangpun sekarang yang tersisa dikelas, dia menoleh dan-

Dia bertatap mata dengan gadis itu lagi.



Sambil terkejut dia hanya bisa menatapnya.
Itu adalah wajah yang sulit untuk dia lupakan.
Tatsugami Himeka menatapnya dengan tatapan mata yang sama seperti sebelumnya.

"..Apakah ada sesuatu yang salah?"

Gadis itu menyentuh pipinya dan bertanya, dan yahiro tersentak.
Da baru tersadar bahwa wajahnya masih tersenyum dari tadi.

"Ah, tidak, tidak ada. Aku tersenyum saat aku melihat kota."

"..Apakah ada sesuatu yang menarik mengenai kota?"

"Tidak, tidak juga kok"

"Fuuun.."

Himeka memiringkan kepalanya sedikit dan menoleh ke pemandangan diluar jendela.
Menghadapi ini, Yahiro terdiam, bingung dengan apa yang harus dia lakukan.
Tidak ada seorangpun kecuali himeka dan dirinya sendiri yang tersisa dikelas.
Apakah dia tidak akan pulang bersama dengan teman-teman sedaerahnya?
Saat Yahiro memikirkan ini, himeka berakhir melihat keluar jendela dan kembali melihat ke arahnya dan mengatakan.

"Kau aneh,ya"

"Eh?..Benarkah?"

-Apa yang harus kulakukan?
-Mungkin aku mengatakan sesuatu yang kasar padanya.

Dia belum merasakan rasa kedengkian ataupun penghinaan dalam kalimat 'kau aneh', tapi bagi yahiro yang memiliki sedikit pengalaman dengan bersosialisasi, tidak bisa dihindari lagi bahwa dia merasa cemas kalau dia mungkin saja sudah melakukan sesuatu yang salah.
Kemudian gadis itu sambil tak memiliki ekspresi diwajahnya, bicara.

"Hey"

"Y,yeah?"

"Barusan, Apakah itu lelucon? Atau apakah itu serius?"

"Barusan?"

-Apa yang harus kulakukan?
-Pasti aku sudah melakukan sesuatu yang salah...

Bagi yahiro yang putus asa mengingat segalanya yang dia telah lakukan hari ini, Himeka mengatakan:

"Selama perkenalan diri, Saat kau bilang kau datang untuk melihat pengendara tanpa kepala."

"Eh?"

Dalam sekejap, Yahiro mengingat apa yang telah ia katakan.

"Ah, oh, itu.."

"Apa itu? Apakah itu memang lelucon?"

"..Jangan-jangan semuanya menganggapnya sebagai lelucon?"

"Eh?"

Kali ini, Himeka yang menjadi bingung.

"Bukankah semuanya tertawa?"

"Ah, begitu ya.. oh begitu.."

-oh begitu, jadi mereka pikir itu lelucon.
-itu sebabnya mereka tertawa.
-..Kenapa mereka pikir itu lelucon ya?
-Apakah seaneh itu kalau ingin melihat pengendara tanpa kepala?

Bagi orang-orang di ikebukuro, pengendara tanpa kepala bukan lagi mahluk eksotis.
Itulah sebabnya mereka pikir, mustahil seseorang akan memutuskan untuk menjalani 3 tahun dari kehidupan SMAnya untuk melihatnya, sehingga mereka menafsirkannya sebagai lelucon-
Tapi tidak seorangpun yang mengetahui bahwa bagi yahiro, itu adalah sesuatu dimana dia bisa menghabiskan sisa hidupnya untuknya, apalagi 3 tahun.
Tentu saja, termasuk gadis yang berada didepannya sekarang.

"Ah, terimakasih untuk memberitahuku. Aku mengerti sekarang"

Tidak mengerti kenapa dia berterimakasih padanya, Gadis itu terlihat ragu.
Tapi tanpa mengubah ekspresinya, dengan tenang dia melanjutkan pertanyaannya yang dulu.

"..Jadi, kau serius?"

"Yah, itu adalah salah satu alasannya"

"..Begitu ya"

Suara Himeka masih datar, meskipun saat dia mengatakannya secara terus terang bagi yahiro.

"Seharusnya kau berhenti"

"Eh?"

"Jangan terlalu terlibat dengan pengendara tanpa kepala"

"Kenapa?"

wajar bagi Yahiro untuk menanyakan ini, tapi himeka hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku tak bisa memberitahumu."

"Huh?"

"Pokoknya, Aku sudah memperingatkanmu."

Dan Begitulah Gadis itupun berbalik hendak keluar secepatnya.

"Tunggu!"

Anak laki-laki yang normal sudah tak akan bisa melakukan apapun kecuali melihatnya pergi-

Tapi, Sayangnya pergerakan refleksnya yahiro yang sudah terbiasa pada pertarungan bereaksi secepat mungkin pada pergerakan gadis itu.

Yahiro, tanpa sedikit pun rasa ragu, meraih bagian belakang kerah gadis itu dan meraiknya dengan keras.

"Eh..Guh.."

Tubuh himeka terpaksa mundur saat dia tersedak dan udara yang ia hirup terputus.

"..."

tersadar bahwa gadis itu tersiksa, Yahiro buru-buru melepaskannya.

"Ah!? M-maaf! Aku hanya.."

Setelah batuk untuk sementara, Himeka menarik napas panjang dan menatap Yahiro.

"..Aku tidak berpikir kau akan mencekikku untuk mencegahku pergi."

Tidak ada setitik kebencian pun muncul diwajahnya yang mana benar-benar mengejutkan.
Tapi wajah himeka mungkin sudah dari bawaannya dingin dan memiliki sedikit pergantian ekspresi, Jadi benar-benar mustahil untuk menangkap emosinya.

"Aku minta maaf. Apa kau baik-baik saja?"

"Ya, Aku baik-baik saja sekarang"

"Maaf.. Aku, Aku takut, dan aku hanya.."

"..Takut?"

sekali lagi, dia bingung. kemudian Yahiro mengatakannya padanya.

"Yeah, aku, aku lebih penakut dibanding kebanyakan orang.. Kau mengatakan sesuatu yang membuatku merasa gelisah, dan kemudian kau tak bisa memberitahuku apa sebabnya.. Jadi tiba-tiba aku ketakutan.. Ah, tidak, itu tidak bisa dimaafkan, bukan? maaf."

Yahiro membungkukkan kepalanya dengan rendah sekali lagi, Himeka menghela napas panjang dan bertanya dengan tenang:

"..Kau penakut, tapi kau ingin melihat pengendara tanpa kepala?"

"Yeah, Aku ingin melihatnya, karena aku penakut."

"?"

"ini rumit."

Himeka jatuh terdiam untuk sesaat, tidak mengerti apa yang yahiro katakan -

Tapi jelas sekali kalau dia tidak akan menjelaskannya lebih jauh, dia pun bicara lagi.

"Kau memang aneh"

"Mungkin"

"Kalau begitu, Mari kita membuat sebuah pertukaran"

"pertukaran?"

Atas sarannya yang tiba-tiba, sekarang ini adalah giliran yahiro untuk bingung.

"Kalau kau memberitahuku kenapa kau ingin melihat pengendara tanpa kepala, aku akan memberitahumu kenapa kau seharusnya tidak mendekati pengendara tanpa kepala"

Nada suaranya masih datar, tapi ada sentuhan inisiatif dalam suaranya.

"Itu.."

"Baiklah, besok seharusnya tidak apa-apa juga. Tidak seperti kau akan berpatroli di kota mencari pengendara tanpa kepala tepat setelah ini kan?"

"Yeah, lagipula ini hanyalah hari pertamaku"

Melihatnya mengangguk dengan jujur, gadis itu perlahan-lahan mengangguk sendiri.

"Kalau begitu seharusnya tidak apa"

Kemudian Himeka merapikan kerah kusutnyadan berjalan keluar.
Tiba-tiba, dia berhenti dipintu dan menoleh untuk bicara

"Aku minta maaf"

"Eh?"

Untuk yahiro yang tak bisa mengerti kenapa dia meminta maaf, dia pun melanjutkan.

"Tadi.. Aku tidak bermaksud untuk menakutimu, jujur saja itu seharusnya adalah sebuah peringatan."

Yahiro yang hanya bisa melihat punggung gadis itu saat dia pergi, kali ini ia tidak bisa menghentikannya.

♂♀

Di gerbang sekolah

"Ah, Aku seharusnya meminta maaf lagi dengan benar untuk mencekiknya menggunakan kerah.."

Saat dia tenggelam dalam kebenciannnya terhadap dirinya sendiri, Yahiro perlahan meninggalkan sekolah yang berada dibelakangnya.

Saat dia hendak meninggalkan gerbang sekolah, seorang anak laki-laki memanggilnya.

"Yo, Apa kau baik-baik saja, Yahiro-kun?"

Memanggilnya dengan santainya seolah-olah mereka adalah teman lama adalah seorang anak laki-laki yang wajahnya dia ingat sesegera mungkin selama perkenalan diri.

"Uh, kau.. Kotomine-kun?"

"Tunggu, bukan, bukan! Kotonami, Ko~to~na~mi! Nah, panggil saja aku Kuon. Lebih mudah untuk diingat,kan? Selain itu, Aku memanggilmu dengan nama panggilan terlebih dahulu, jadi kita sama!"

Seseorang yang tertawa saat ia mengatakan itu dengan sengaja,dan rambut hijaunya tersapu oleh angin, ia adalah Kotonami Kuon.

Yahiro yang diajak bicara begitu tiba-tiba dan begitu riangnya, ragu untuk alasan yang sama seperti himeka sebelumnya.

-Uh.
-Apakah aku melakukan sesuatu padanya?

Kesampingkan keraguannya, Kata-kata yang kuon lancarkan seolah-olah seperti tembakan dari sebuah senapan mesin.

"Aku mengunggu sangat lama tapi kau tak pernah datang, lihat~ kupikir kau mungkin pergi melihat-lihat sekolah. Aw, Seharusnya aku berkeliling sendiri juga. Perekrutan klub dimulai besok, jadi mungkin tidak akan ada kesempatan.Ah, sudahkah kau memilih klub atau komite? Aku merekomendasikan komite perpustakaan, Bagaimana menurutmu? Meskipun aku sendiri tidak ikut apapun karena itu merepotkan."

"..Oh begitu, terimakasih sudah memberitahuku."

Bahkan didalam dilemanya, Yahiro berterimakasih pada kuon dengan kejujuran yang luar biasa.
Kuon menepuk bahunya dan melanjutkan percakapan satu arah tersebut.

"Baiklah~, itu terjadi saat kita melakukan perkenalan diri! Aku bisa merasakan bahwa aku bisa berteman baik denganmu, Yahiro-kun! Lagipula, Ambisi SMA kita sama!"

"Eh?"

Yahiro merasa lebih bingung dari sebelumnya dan Kuon tersenyum saat dia bertanya.

"Apa kau bebas sekarang, ada rencana?"

"Tidak, tidak ada sampai aku harus kembali ke asrama."

"Begitu ya? ada jam malam? Ah, Yah, biasanya sampai jam 8 akan baik-baik saja,kan?"

"Yeah, mungkin"

Yahiro menjawab dengan samar dan mendengar itu, Kuon menepuk kedua tangannya.

"Kalau begitu sudah ditetapkan! Ayo kita pergi!"

"Kemana?"

"Kota Ikebukuro. Mungkin saja target kita akan berada disekitar Taman Gerbang Selatan."

"Untuk melakukan apa?"

Apa dia berencana untuk menggoda cewek atau sesuatu?

-Apa yang harus kulakukan? Aku tidak pernah mencoba menggoda cewek sebelumnya.
-Pasti akan buruk untuk membebani teman sekelas di hari pertama sekolah...
-Dan aku baru saja mencekik Himeka-san tadi..

Yahiro merasakan rasa gelisah yang aneh yang tidak ada hubungannya ini, tapi hal itu diinterupsi oleh Kuon.

"Melakukan apa - Bukankah itu jelas? Kita mencari."

"Untuk apa?"

"Untuk apa? kau bilang"

Sambil mengangkat bahunya, Kuon tersenyum dan mengacungkan jempolnya ke langit.

"Kita akan menjadi orang-orang yang menemukan pengendara tanpa kepala, yeah?"



****SELESAI****