Sloth FT

Hanya fans translation indonesia yang malas

LightBlog

Breaking

Kamis, 18 Mei 2017

MAOU NO UTSUWA: PROLOGUE 1 part 1 Bahasa Indonesia


Translator : Sloth

Hidup baru, itu bukan berarti sebuah reinkarnasi


--Ketika aku mencoba membuka mataku, Aku melihat bulan yang tergantung dilangit.

Kelihatannya waktu sudah lama berlalu sejak aku kehilangan kesadaranku. itu sudah terasa sangat lama sekali. Seluruh tubuhku sakit diberbagai tempat - yang mana aku tahan - Saat aku mencoba menopang bagian atas tubuhku. Saat aku melihat sekelilingku, tidak ada pertanda kalau ada siapapun disekitar. Untung aku pingsan, Mungkin sudah waktunya pulang.

Dalam perjalanan pulang dari sekolah, teman-teman sekelasku mengepungku. Itulah orang-orang yang selalu membuliku. Mereka menyeretku kedalam hutan dibelakang sekolah dan mulai membuliku. Awalnya mereka akan menuangkan air lumpur padaku(Entah dari mana mereka mengambilnya, itu masih tidak jelas bagiku). Kemudian mereka akan menjebakku, dan memaksa membuka mulutku dan membuatku meminum airnya.


Aku sudah menahannya, tapi karena ini, Aku tidak tahu kapan mereka akan berhenti. Namun, hari ini, Aku tidak tahan lagi. Aku mendorong orang yang menjepitku dan mulai memukul orang yang berada disekitarku.

Tidak pernah aku menduga bahwa mereka tidak akan tersentak dari serangan balasanku. Sebagai gantinya, semuanya diterima secara langsung. dan perjuanganku berakhir disana. Aku tidak berdaya melawan orang yang diperkuat dengan sihir penguat. Itu langsung menjadi pemukulan sepihak. Jumlah yang kalah banyak dan juga tidak bisa menggunakan sihir penguatan,Aku tidak bisa melawan mereka.

Dibuli seperti ini karena bahkan aku tidak bisa menggunakan sihir itu.

Pelajaran sihir dimulai setahun lalu. Saat kelas berlanjut, orang-orang disekitarku (teman sekelas) sudah memperlajarinya. Secara terus menerus, mereka bertambah baik, kecuali aku, yang benar-benar tidak bisa menggunakan sihir kehidupan, yang dikatakan sebagai sihir paling dasar.

Pihak akademi tidak sabaran menghadapi situasi bermasalah ini. Berdasarkan hasil dari investigasi dari yayasan penyihir, ditemukan bahwa alasanya adalah kekurangan tenaga sihir 'absolut'. Hanya dengan mengaktifkan satu sihir kehidupan sudah cukup untuk menghabiskan seluruh kekuatan sihirku.

Dengan ini hasil pun dipastikan, hidupku berubah.

Aku yang memiliki kepercayaan diri dengan kekuatan lenganku, tapi itu tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan orang-orang yang bisa menggunakan sihir. Bahkan aku tidak bisa setanding dengan murid yang berada ditingkat terbawah dikelas. Segera, rasa kasihan berubah menjadi cemooh dan juga pembulian dimulai.

Bukan cuma di Akademi. Bahkan keluarga bangsawan dimana aku terlahir, Kakekku berkabung karena memiliki cucu yang tidak kompeten dalam sihir yang mempermalukan keluarga. Segera, itu berubah menjadi rasa marah, dia akan melimpahkan kata-kata kasar padaku setiap hari. Dengan bagaimana kakek memperlakukanku, paman dan bibiku dan bahkan sepupuku mengubah sikap mereka terhadapku.

Perlakuan gangguan sepenuhnya.

Sekarang, bahkan mereka tidak membiarkanku hidup dirumah lagi. Aku hidup di ruang terpisah dimana aku bisa bebas melakukan perjalanan dari sekolah. Sebenarnya, Aku benar-benar sangat berterimakasih pada orang yang mengusirku keluar dari sana. Aku dibuli disekolah dan bahkan juga dirumah itu. Karena itu, dari dalam hatiku, Aku tidak lagi mau tinggal ditempat itu juga.

Meskipun aku berpikir seperti itu, kelihatannya aku sudah mencapai batasku.

"Semuanya akan lebih baik kalau kau membunuhku"

Sambil menatap langit malam, kata-kata itu terlontar dari mulutku.

Hidup itu keras. Saat hidup dewasa, Bukankah kuantitas kekuatan sihirku bertambah jadi aku bisa menggunakan sihir? Kalau aku tidak berguna dalam sihir, Maka haruskah aku berusaha dengan pedang? Itulah apa yang kupikirkan, tapi tidak peduli berapa kali seseorang mencoba dan berusaha, entah kenapa, semuanya adalah perjuangan yang sia-sia.

Diluar titik ini, hidup tanpa sihir belaka-ku ini setidaknya akan terkenal. Ditambah lagi,Aku sudah mempertimbangkan untuk meninggalkan rumah dan hidup sebagai rakyat biasa tapi berdasarkan dengan usiaku, Mustahil aku bisa melakukannya.

Setelah itu, Berapa tahun lagi aku harus terus bertahan?- Sambil memikirkan ini, air mataku mengalir keluar.

Seperti yang kupikirkan, Lebih baik mati saja, Mungkin aku bisa bertemu orang tuaku di dunia sana.

Dengan pikiran itu, Aku sudah mulai memikirkan cara untuk mati.

Namun, Sesuatu menarik perhatianku beberapa saat kemudian. Dengan momentum yang luar bisa, sesuatu jatuh dari langit yang tercermin dimataku. Dengan tergesa-gesa, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa dari tempat itu, Aku berguling meninggalkan tempat itu.

Saat menyentuh tanah, Aku mendegnar suara benturan keras.

"Aah, kenapa aku lari"

Aku akan mati- Aku menyadari itu, Sedikitpun aku tidak merasa malu tentang itu. Lagipula, Bahkan aku tidak memiliki keberanian untuk bunuh diri - Sambil memikirkan itu, Aku berbalik menuju objek yang jatuh tadi.

Apa yang kulihat adalah seseorang yang jatuh.

"Eeee!? Aaaaa, apa kau baik-baik saja? "

"Kemari!"

Dalam kebingungan, Bahkan aku tidak bisa mendengus saat pergi kesampingnya. Saat wajah orang yang jatuh itu menhadap ke arahku, matanya yang seperti belati, melotot kearahku.

Wajah yang menghadapku dipenuhi dengan darah diseluruh tubuhnya. Bukan hanya itu, tapi seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka.

"Nak....."

"Cepat obati aku"

"Aku mengobatimu? kelihatannya bahkan aku tidak mengenalimu"

wajah pucat itu menhadap ke arahku, orang itu menunjukkan cemooh dalam ekspresinya.

"Um, orang macam apa kau ini?" 

"Kau bahkan tidak bisa mengenalinya?"

"ya"

"Aku adalah demon"

"..... Demon itu, Apa maksudmu demon yang 'itu'?"

"Aku tidak mengerti apa maksudmu dengan 'demon itu'. Berdasarkan pada manusia, Apakah kata demon memiliki banyak arti?"

"... Selain yang itu, Aku tidak tahu arti yang lain"

"Kau anak aneh, Apakah aku semenggerikan itu?"

"....itu aku tidak yakin"

Aku sendiri aneh. Membicarakan mengenai Demon, mereka adalah makhluk keji dan kejam. Kami diajarkan bahwa mereka akan langsung menyerang kalau mereka bertemu manusia. Kalau kau bertemu demon, itu akan aneh kalau kau tidak akan kabur untuk menyelamatkan hidupmu.

"Haa! Kau, Bukankah kau sedikit aneh?"

"Sepertinya begitu"

"....Kasus ini bukanlah omong kosong belaka. Sebelum orang yang mengejarku sampai, Aku perlu kabur"

"pengejar?"

"Ketika Demon muncul di ibukota, wajar untuk mengejarnya kan?"

"Sepertinya begitu"

Itu akan menjadi jawaban aneh dariku. Apa yang demon dengar mungkin sama seperti apa yang kupikirkan. Sambil tersenyum pahit,dengan hati-hati aku berdiri.

"Itu berbahaya disini. Kalau kau tidak ingin mati, Ayo kita bergegas ke tempatmu"

"yaah.."

"Apa?"

"Aku ingin mati, kau tahu..."

".....Apaaaaa?"

"Bagaimanapun, tidak bisakah kau lari setelah kau membunuhku?"

"Kau...., Apa yang kau bicarakan?"

"Tidak ada sih, hanya saja aku benar-benar berpikir untuk mati. Karena kau terjatuh kesini, aku gagal mati."

Itu jelas-jelas bohong. Mati menakutkan, Aku tidak bisa bilang kalau aku ingin lari. Kalau aku mengatakannya, akankah orang itu tidak membunuhku, itulah apa yang kumengerti.

"....Apa kau mengatakan itu dengan serius?"

"Itu pasti. Hidup tidak tertahankan lagi. Tapi, kelihatannya aku tidak memiliki keberanian untuk mati"

"Itu bukan cara yang bagus untuk bercanda"

"Aku tidak bercanda"

"itu hanyalah lelucon. Kau ingin mati? Di dunia ini, Berapa banyak yang kau pikir ingin hidup tapi tidak bisa hidup?"

Apa yang demon katakan terdengar benar. Namun, itu hanya terdengar benar. Di dunia ini, Kalau itu benar, Maka aku tidak akan pernah dibuli. Cuma itu yang bisa kupikirkan. Di suatu tempat di hatiku, Alasan ini jelas terukir.

"Seseorang sepertimu tidak akan mengerti bagaimana perasaanku! Demon itu kuat, kan? Pada orang seperti itu, Dia tidak akan bersusah payah mengetahui seberapa lemah rasanya diriku!"

Kata-kata itu yang dengan sabar kutahan secara paksa keluar dari mulutku. Bersamaan, air mata mengaburkan pandanganku.

"....Mungkin, kau menganggapku kuat, tapi kalau kau mempertimbangkan seluruh demon, Akan ada juga orang-orang yang dianggap 'lemah'"

Sambil melihatku yang menangis, demon bicara dengan nada yang menegangkan.

"Itu?"

"Anak-anak tidak akan mengerti. Demon juga dianiaya oleh manusia. Itu perspektif dari pihak yang diburu. Kami kuat secara individu, tapi jumlah manusia berbeda dari kami. Bahkan saat kita bicara saat ini, Mungkin ada beberapa rekan kami yang mati"

"Begitu ya?"

"Ya. Meskipun kami adalah demon, di dunia ini, kami semua bisa hidup lebih lama. Meskipun jika kami harus menjadi musuh dari seluruh dunia."

"....Itu bukanlah kata-kata orang lemah. Hati yang kuat itu adalah sesuatu yang tidak kumiliki. Aku mohon padmu. Tolong, pasti bunuh aku.

"....Kau"

"Bukankah itu bagus? Hey, Gunakan pedang itu untuk menusukku. Sedangkan untukmu, membunuhku adalah hal yang mudah kan?

"Pedang ini...."

"Tidak masalah metode apa yang kau gunakan. Tolong lakukan saja!"

"Tapi..."

"Kalau kau tidak akan melakukannya, maka aku akan melakukannya sendiri. Namun, kalau kau bisa berbaik hati untuk orang menyedihkan sepertiku, maka tolong bunuh aku dengan tanganmu sendiri!"

"......Aku mengerti"

Setelah mengatakan apa yang ingin kukatakan, Aku pikir itu mungkin sedikit merepotkan, demon mengatakan bahwa dia akan membunuhku.

"Kalau begitu, tolong"

Meskipun aku memintanya untuk membunuhku, tidak seperti tidak ada rasa takut akan kematian. Menutup mataku dengan erat, aku menunggu demon untuk membunuhku.

Aku bisa merasakan keberadaannya mendekatiku.

"Apaa!"

Hanya sebentar lagi - adalah apa yang kupikirkan saat aku mendengar suara demon yang tercenggang itu.

Saat itu terjadi, dengan lembut aku membuka mataku. Aku bisa melihat cahaya samar keluar dari pedang demon itu. Demon terlihat terkejut sambil melihat pedang.

"yah?"

"Ini, Bagaimana kau menyebut ini?"

"Apa yang terjadi? jika mungkin aku akan ingin meminta bantuan yang tidak akan memakan banyak waktu"

".... Hal yang kau ingin aku lakukan? baiklah. Aku akan membunuhmu dengan ini. Itu akan menjadi kehormatan"

"ya"

Kenapa itu kehormatan? Pada waktu itu, Aku tidak tahu apa yang dia maksud dengan itu karena tidak perlu mendengar alasannya. Aku cuma dengan patuh mengangguk pada kata-katanya.

"Baiklah, ayo"

Demon menunjukkan pedang yang dia pegang ke dadaku. Kemudian dia akan menusuknya. Sambil memikirkannya, Aku menutup mataku lagi.

"......"

"Bisakah aku mempercepatnya?"

Aku tidak bisa merasakan rasa sakit tidak peduli seberapa banyak waktu berlalu. Saat aku tidak tahan lagi, Aku bertanya pada demon. Karena itu sulit menunggu untuk mati.

"Aku sudah menusukmu"

"itu lelucon yang lucu"

"Itulah apa yang kukatakan. Aku sudah menusukmu!"

"Eee? Apa ini?"

Setelah membuka mataku, Aku bisa melihat - didepan mataku - pedang yang dipegang demon itu. dan juga, ujung pedang itu, seperti yang demon itu katakan, pedang itu menusuk dalam ke dadaku.

"Apa!?"

Demon itu terkejut dengan mata terbuka lebar. Aku sendiri juga terkejut. Tidak merasakan rasa sakit, Aku benar-benar memastikannya dengan menusukkan pedang lebih dalam ke dadaku.

Dengan itu, segera itu lenyap ke dalam dadaku.

"Ugaaaaaa!!"

Tak terduga, didalam tubuhku, rasa sakit seperti api yang membakar ke setiap bagian tubuhku. Tidak dapat menahan rasa sakit, Aku berjuang dan berguling ditanah untuk mengurangi rasa sakit.

"Tidak mungkin, hal seperti itu!?"

"Ugu, Gaaaaaaaaaaaaa!!!"

"Oi! Orang macam apa kau!? OI!!"

"Guu, Uwaaaaaaaaa!!"

Suara demon mulai menjadi energik, tapi aku tidak mampu menjawabnya. Dari kedalaman tubuhku, aku bisa merasakan rasa terbakar yang tidak berakhir.

"OI! Teriakanmu bisa didengar disisi lain!"

Dari jauh, Aku bisa mendengar suara seseorang.

"Tsk, pengejar, huh? .... Kau, kalau kau hidup, ayo kita bertemu suatu hari. Sampai saat itu, aku akan memberimu pedang itu"

Mustahil aku akan masih hidup melewati situasi ini. Dalam rasa sakit ini, bahkan meskipun aku berguling disekitar, aku tidak bisa berpikir dengan tenang di kepalaku.

dari kejauhan, suara metalik bercampur dengan jejak kaki bisa didengar. Mereka mendekat seperti yang diduga. Itu karena suara bisa samar-samar terdengar. Segera, kesadaranku tenggelam kedalam kegelapan yang suram.

◇◇◇



Daftar Isi | Selanjutnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar