Sloth FT

Hanya fans translation indonesia yang malas

LightBlog

Breaking

Senin, 03 Juli 2017

MAOU NO UTSUWA: PROLOGUE 1 part 2 Bahasa Indonesia



Translator : Sloth with his Cheat after he went to another world

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada plafon putih saat aku membuka mataku.

Rasa sakit membakar yang menyerangku telah benar-benar lenyap, dan seluruh tubuhku terasa tumpul.

Ketika aku melihat sekeliling, di dekatku, seorang wanita berpakaian putih sedang melakukan sesuatu dengan punggungnya menghadapku.

"Tempat ini?"

Terpanggil, bahu wanita itu melonjak terkejut. Segera, dia berbalik ke arahku.

"Jadi, kau sudah bangun !?"

"Ya, dimana aku?"


"Ini adalah Rumah Sakit Imperial"

"Rumah sakit……. ya?"

"Tolong tunggu sebentar. Aku akan memanggil dokter lebih dulu"

Setelah mengatakan itu, wanita itu keluar dari ruangan dengan tergesa-gesa.

" Masih hidup……"

Tak diragukan lagi, Kupikir aku sudah mati, tapi nampaknya keinginanku tidak dikabulkan. Penderitaan yang lebih menyakitkan daripada kematian. Aku teringat dengan rasa sakit pada saat itu.

Mungkin, demon itu ingin mengajariku rasa sakit akan kematian. Jika memang begitu, maka demon itu sangat baik hati.

Pikiran itu terlintas di pikiranku.

Setelah ini, Aku sendiri harus memikirkan apa yang harus kulakukan. Mati benar-benar tidak mungkin kulakukan. Namun, aku tidak bisa memikirkan pilihan lain saat ini. Mau bagaimana lagi, aku seharusnya cuma mengosongkan pikiranku. Entah bagaimana, itu akan membuat pikiranku kabur.

Tak lama kemudian, aku bisa mendengar langkah kaki terburu-buru dari koridor.

Kupikir, itu adalah perawat yang memanggil seorang dokter. Namun, ketika aku melihat ke pintu ruangan, yang muncul adalah seorang ksatria mengenakan baju besi yang tidak sesuai untuk rumah sakit.

"Oh, kau sudah bangun, Bisakah kau bicara?"

" …… ya"

"Kemudian, Langsung saja. Aku Henry dari  Imperial Guards Knight Group"

"Ano, dimana dokter?"

"Kau harus memprioritaskan hal ini. Setelah Aku berbicara denganmu, aku akan memanggilnya"

" …… begitu ya?"

Pembicaraan yang harus diberi prioritas lebih dari pengobatanku. Bagaimanapun, kupikir aku mengerti bahwa hal tersebut lebih penting bagi kesatria daripada keadaan tubuhku.

"Lalu, mengapa kau di tempat itu?"

Sejak awal, nada suara ksatria adalah nada yang menuntut penjelasan.

"Aku hanya mampir ke sana saat pulang dari sekolah"

"Selama waktu seperti itu?"

"ya"

"Itu aneh? Waktu itu, seluruh murid sudah lama pulang"

"Tapi, inilah kebenaran"

"Mengapa kau tidak memberitahuku tentang kebenarannya?"

"Kebenaran?"

"Kau tidak menyembunyikan sesuatu, bukan?"

Aku tidak menemukan kekhawatiran dari mata ksatria. Itu adalah mata keraguan, tidak peduli bagaimana kau melihatnya. Ketika aku melihat itu, kupikir, dia mungkin berpikir bahwa aku adalah rekan demon itu.

Meskipun aku merasa jengkel dalam pikiranku, aku berhati-hati sehingga itu tidak terlihat di wajahku saat menjawab pertanyaan ksatria tersebut.

"Kau dibuli oleh teman sekelasmu, bukan?"

"Haa?"

"Jadi, pembulian. Menyirammu dengan air berlumpur dan dengan paksa membuatmu meminumnya. Kau telah ditinju dan ditendang oleh mereka. Jika kau membicarakan hal ini, maka kupikir orang-orang itu akan dikenai tuduhan atas kejahatan tersebut. Karena kita sudah sampai di sini, kupikir tidak ada gunanya lagi menyembunyikan ini"

"Tidak, itu bukan sejenis hal yang seperti itu ......"

"hal Itu? Ah, jadi tidak apa-apa untuk dibuli, ya?"

"Bukan, bukan itu yang ingin kukatakan"

aku mengerti apa yang ingin dikatakan oleh kesatria tersebut, karena itulah, Aku ingin menutupinya dengan tergesa-gesa dalam upaya yang setengah-setengah. Mengingat diriku sendiri, sepertinya semua baik-baik saja datang dariku.

"Jadi, apa?"

"Bukankah kamu bertemu seseorang?"

"Semua teman sekelas itu menyerangku. Aku pingsan, jadi setelah itu aku berencana untuk pulang"

"Selain itu?"

"Menderita dari rasa sakit, aku tidak dapat menemukan seseorang untuk membantuku. Ah, itu bukan apa yang terjadi. tak kusangka, bukankah seseorang membawaku kemari?"

"Itu rekanku"

" begitu ya? Tolong beri tahu dia rasa terima kasihku"

"Ah, setelah itu, apa kamu tidak melihat sesuatu?"

"Maksudmu ......"

"Misalnya, demon?"

Karena jelas tidak ada kemajuan, ksatria tersebut mengubahnya menjadi pertanyaan langsung.

"Demon……. Saat kau bilang demon, apakah itu adalah makhluk kejam dan brutal?"

"Ah, itu benar"

"Aku belum pernah melihat makhluk itu. Pada awalnya, jika aku bertemu dengan makhluk itu, akankah aku masih hidup?"

Seseorang yang kutemui adalah Demon baik yang dengan sabar menghentikanku dari keinginan untuk mati. Dia bukan makhluk kejam dan brutal.

"Kau benar sekali ....... Apakah ada sesuatu selain itu?"

"Aku pingsan sepanjang waktu itu"

"Terdengar ada suara keras"

"Itu karena aku menderita dari rasa sakit. Mungkin rasa sakit dari lubuk hatiku?"

"Apakah begitu?"

"Haruskah kita menuntut kejahatan mereka?"

"Hmmm? Tidak, bukankah itu akan menjadi pilihanku sendiri?"

"Begitu ya....."

"Kalau begitu, Bukankah aku seharusnya berkonsultasi dulu dengan Akademi itu?"

Aku tampak berkecil hati seperti apa yang seseorang akan duga dalam pengalaman canggung itu. Bahkan kalaupun ksatria menasehatiku, itu tidak akan mengajariku apa pun. Dengan itu, Aku tidak bisa menahan eranganku.

Sudah kuduga, bahkan guru sudah mengetahuinya sejak lama. Namun, mereka terus berpura-pura seolah tidak melihat apa-apa.

"...... iya, aku akan memikirkannya"

"Ah, seperti yang kuduga, aku harus menyelidiki pembulian ini sedikit lagi. Maukah kau memberi tahuku nama mereka?"

Aku tidak ingin dia menyelidikinya lagi. Dengan apa yang tersirat dalam jawabanku, dia seharusnya memahaminya dengan mudah.

"Meskipun aku tidak akan mengatakannya secara langsung, teman sekelas itu akan langsung tahu. Dengan melakukan itu, tidak masalah apakah guru akan mendengarkannya"

"Begitu ya? Tidak, bagaimanapun ......"

"Maafkan aku tapi, aku belum mengatakan apapun mengenai hal itu. Itu akan terlihat seperti aku sedang bertengkar. Dengan begitu, aku akan memikirkan kapan harus mengungkapkan semua ini ......"

"Begitukah ......... Baiklah, Aku mengerti. Aku hanya meminta penegasanmu"

"Tolong lakukan itu"

"Itulah semua pertanyaannya. Maafkan aku untuk itu, Aku akan segera menghubungi dokter"

"Tolong lakukan itu"

Sambil mengamati punggung ksatria yang pergi, aku tidak bisa menahan diriku untuk menarik napas dalam-dalam.

Sudah kuduga, aku tidak bisa berbohong. Namun, aku harus menjaga rahasia tentang demon itu. Jika hal itu ketahuan, memikirkan apa yang akan terjadi padaku membuatku gelisah, tapi bagus jika aku melepaskan pikiran itu sesegera mungkin.

Negara ini tidak baik bagiku. Alih-alih kebaikan, yang bisa kurasakan hanyalah permusuhan terhadap diriku.

Jika demon menjadi malapetaka negeri ini, itu tidak ada hubungannya denganku.

Entah kenapa, Aku tidak bisa mengatasi perasaan ini.

Seperti yang kupikirkan, mungkin aku akan mati sekali lagi. Jika itu aku yang sebelumnya, bukankah aku akan memikirkan pemikiran lain selain itu?

Dan jika demikian - jika aku akan terlahir kembali setelah mati, aku akan memilih jenis kehidupan yang berbeda dari ini.

Setelah ini, aku terus memikirkan hal itu.

Sebelum | Daftar IsiCuplikan manga v1 | Selanjutnya

1 komentar: